Network
Oke Jambi - Sejak Rabu (4/9/2023) sore, lebih dari 13 juta pengguna TikTok, terdiri dari enam juta penjual dan tujuh juta kreator, menghadapi kehilangan peluang untuk meraih cuan dari platform tersebut. Hal ini terjadi karena TikTok Shop resmi ditutup pada pukul 17.00 WIB.
Keputusan ini diumumkan melalui rilis resmi yang dikeluarkan oleh TikTok, di mana platform social commerce tersebut menyatakan ketaatannya terhadap peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.
"Dengan demikian, kami tidak akan lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia. Efektif per tanggal 4 Oktober, pukul 17.00 WIB," jelas TikTok dalam siaran pers resminya pada hari Selasa (3/10/2023).
Meskipun TikTok Shop ditutup, perusahaan menegaskan bahwa mereka akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Republik Indonesia untuk membahas kebijakan dan rencana social commerce di masa depan.
Adapun aturan yang menjadi alasan di balik penutupan TikTok Shop mencakup sejumlah peraturan terkait e-commerce dan social commerce. Salah satu ketentuannya adalah bahwa model bisnis social commerce hanya boleh mempromosikan produk seperti iklan televisi dan bukan untuk transaksi.
Pasal 21 ayat 3 dalam aturan tersebut menegaskan bahwa platform dengan model bisnis social commerce dilarang memfasilitasi transaksi pembayaran dalam sistem elektroniknya karena dianggap melakukan predatory pricing.
Terkait keputusan ini, TikTok sebelumnya telah menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan pemerintah, mencerminkan kerugian bagi jutaan pengguna yang telah terlibat dalam ekosistem TikTok Shop.
