Badai Freddy Menelan 190 Korban Jiwa di Malawi

- 15 Maret 2023, 14:07 WIB
Kerabat orang orang yang kehilangan nyawa setelah Badai Freddy, mencari jenazah keluarga mereka di kamar mayat Rumah Sakit Pusat Queen Elizabeth di Blantyre, Malawi, 14 Maret 2023.
Kerabat orang orang yang kehilangan nyawa setelah Badai Freddy, mencari jenazah keluarga mereka di kamar mayat Rumah Sakit Pusat Queen Elizabeth di Blantyre, Malawi, 14 Maret 2023. /REUTERS/Eldson Chagara/

Oke Jambi - Badai topan freddy merupakan salah satu badai paling kuat yang pernah tercatat di belahan bumi selatan. Pemerintah Malawi mengatakan, badai itu telah menewaskan 190 orang di Malawi setelah melanda Afrika Selatan untuk kedua kalinya dalam sebulan, Selasa 14 Maret 2022.

Distrik sekitar pusat komersial di wilayah Blantyre termasuk wilayah yang paling terdampak. Banjir parah dan hujan merusak jalan dan jembatan, sehingga menghambat operasi bantuan.

Badai topan freddy juga meninggalkan jejak kehancuran di wilayah bagian Mozambik, wilayah yang juga mengalami keparahaan, itu dibuktikan karena Lebih dari 22.000 orang di wilayah tersebut mencari perlindungan jauh dari wilayah asal.

Baca Juga: Turis Asing Dilarang Sewa Kendaraan di Bali, Begini Respon Sandiaga Uno

Departemen urusan penanggulangan bencana setempat menyampaikan, data jumlah korban meninggal terbaru di Malawi melonjak dari 99 yang dilaporkan pada Senin, 13 Maret 2022.

Saat hujan lebat terus melanda negara itu, 584 orang terluka dan 37 lainnya masih hilang, demikian dikatakan dalam sebuah pernyataan.

Keluarga keluarga yang berduka terlihat menunggu untuk mengambil mayat mayat kerabat mereka dari kamar mayat Rumah Sakit Pusat Queen Elizabeth di Blantyre.

Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat telah menyulitkan upaya pemberian bantuan kepada mereka yang terkena dampak, kata lembaga lembaga bantuan.

"Ini adalah operasi yang menantang dalam arti bahwa telah terjadi beberapa insiden tanah longsor sehingga orang orang terjebak dalam akumulasi lumpur," kata Estere Tsoka, spesialis keadaan darurat di badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, di Malawi.

"Orang orang berusaha mencari tempat untuk bertahan di sana selama beberapa waktu," tambanhnya.

Halaman:

Editor: Hajrin Febrianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x