Network
OKEJAMBI.COM - Vaksin DNA dan RNA menggunakan materi genetik untuk menyampaikan informasi ke sel manusia dan memperoleh respons imun. Vaksin DNA aman, mudah, terjangkau untuk diproduksi, dan, tidak seperti vaksin RNA, serta stabil pada suhu kamar.
Atribut ini membuat mereka lebih menjanjikan untuk populasi imunisasi cepat, terutama untuk sumber daya tertentu. Vaksin DNA menggunakan molekul DNA melingkar kecil, yang disebut plasmid untuk memperkenalkan gen dari bakteri atau virus yang memicu respons imun.
Baca Juga: Vegan 100%, Sepatu Sepak Bola Kerjasama Paul Pogba Dengan Adidas
Sebagai contoh, ZyCoV-D, vaksin DNA COVID-19 yang baru dikembangkan yang disahkan di India, terdiri dari plasmid yang membawa gen yang mengkode protein lonjakan SARS-CoV-2. Setelah memasuki sel manusia, plasmid harus melewati sitoplasma, melintasi membran nukleus, dan memasuki nukleus sel.
Tetap terinformasi dengan pembaruan langsung tentang wabah COVID-19 saat ini dan kunjungi pusat virus corona untuk saran lebih lanjut tentang pencegahan dan pengobatan. Enzim dalam nukleus mengubah gen virus atau bakteri yang dibawa oleh plasmid menjadi RNA pembawa pesan (mRNA).
Baca Juga: Manchester United Siapkan Calon Pengganti Harry Maguire
Kemudian mRNA berjalan menuju sitoplasma, di mana enzim diubah menjadi protein bakteri atau virus. Sistem kekebalan mengidentifikasi protein bakteri atau virus sebagai benda asing dan menimbulkan respons imun.
Responsnya cenderung bertahap karena sistem imun belum pernah bertemu dengan protein bakteri atau virus. Vaksinasi menyebabkan sel-sel kekebalan memori terbentuk.
Ketika infeksi terjadi, sel-sel ini dengan cepat mengenali bakteri atau virus dan mencegah penyakit parah. DNA plasmid terdegradasi dalam beberapa minggu, tetapi sel-sel kekebalan memori ini memberikan kekebalan lanjutan terhadap patogen.***
