Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober! Tema dan Logo 2022

24 Oktober 2022, 08:02 WIB
Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober! Tema dan Logo 2022 /museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id

OKEJAMBI.COM - Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui sejarah Hari Sumpah Pemuda.

Di tahun 2022 ini, Hari Sumpah Pemuda diperingati pada hari Jumat (28/10/2022), Seperti apa sih sejarah Hari Sumpah Pemuda?

Tahun 2022, Pemerintah sudah menentukan Tema dan Logo untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Jumat.

Baca Juga: Baru Menjabat Kapolda Jambi, Rusdi : Saya Optimis Akan Membawa Polda Jambi Kearah yang Lebih Baik

Dikutip dari lama resmi Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Senin (24/10/2022), Hari Sumpah Pemuda 2022 bertema "Bersatu Bangun Bangsa".

Selain tema, pemerintah juga sudah menentukan logo yang digunakan untuk Hari Sumpah Pemuda tahun ini.

LOGO HARI SUMPAH PEMUDA ke-94 :

Download logo Hari Sumpah Pemuda ke-94 : DISINI

Filosofi Logo Hari Sumpah Pemuda ke-94 :

Karakter Logo (Angka 94): Karakteristik penggabungan warna dalam logo Hari Sumpah Pemuda 2022 menggambarkan Indonesia yang memiliki keberagaman suku, bangsa, dan budaya.

Garis: Garis putih di dalam angka 9 dan 4 yang mengikuti bentuk logo memiliki arti kesatuan dan mencerminkan keberagaman sekaligus simbol persatuan yang suci.

Lingkaran: Bentuk lingkaran diibaratkan kepalan tangan yang menggambarkan semangat persatuan dan kepemudaan.

Dua Garis Berjajar: Garis yang saling berjajar dan mengarah ke atas menggambarkan semangat pemuda-pemudi Indonesia untuk terus bangkit bersama sebagai wujud cinta tanah air Indonesia.

SEJARAH HARI SUMPAH PEMUDA :

Dikutip dari laman resmi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kemdikbud.go.id), Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

RAPAT PERTAMA, GEDUNG KATHOLIEKE JONGENLINGEN BOND

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

RAPAT KEDUA, GEDUNG OOST-JAVA BIOSCOOP

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

RAPAT KETIGA, GEDUNG INDONESISCHE CLUBHUIS KRAMAT

Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :

PERTAMA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

KEDOEA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.

Editor: Husnul Khotimah

Tags

Terkini

Terpopuler