Pada 16 Agustus 1945, ketika menyerahnya tentara Jepang, para pemuda Indonesia mengambil alih sarana artileri tentara Jepang.
Selanjutnya, pada 5 Oktober 1945 terbentuk TKR atau Tentara Keamanan Rakyat.
Pelatihan khusus kala itu dipimpin oleh Kapten Soewandi bermodalkan senjata artileri hasil rebutan dari tentara Jepang.
Pelatihan ini diadakan untuk persiapan menghadapi Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 melawan tentara sekutu, Britania Raya dan India Britania.
Setelah momen Pertempuran Surabaya inilah diresmikannya Markas Artileri. Letnan Kolonel R.M. Pratikno Suryo Sumarno terpilih sebagai Komandan Artileri Pertama Indonesia.