Guru dan Pinjol

- 22 Agustus 2023, 06:09 WIB
Ilustrasi Guru
Ilustrasi Guru /Diskominfo Bangka Barat/

Oke Jambi - Profesi guru memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan bangsa, namun sayangnya, banyak di antara mereka menghadapi tantangan kesejahteraan finansial yang meruncing. Baru-baru ini, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap fakta yang mengkhawatirkan: guru merupakan kelompok profesi yang paling banyak terjerat dalam permasalahan Pinjaman Online (Pinjol).

Ketika OJK merilis data yang memperlihatkan profil peminjam dan kredit macet di sektor Pinjol, kenyataannya sangat mengguncang. Data hingga Juni 2023 menunjukkan bahwa orang dengan usia 19 hingga 34 tahun memiliki kredit macet individu terbesar, mencapai Rp763,65 miliar. Di peringkat kedua, usia 35 hingga 54 tahun dengan total nilai Rp542,26 miliar. Data ini berfokus pada pinjaman online yang statusnya resmi atau legal. Jika melibatkan data dari pinjol ilegal, gambaran buruk ini mungkin saja lebih parah.

Namun, data yang paling mencolok adalah peringkat teratas dalam daftar profesi yang paling banyak terjerat dalam permasalahan Pinjol. Tidak ada yang mengira bahwa guru, pahlawan tanpa tanda jasa di dunia pendidikan, menduduki posisi ini dengan jumlah mencapai 42 persen dari total kasus. Ini merupakan refleksi dari tantangan kesejahteraan yang melingkupi profesi ini.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dudung Abdul Qadir, mengomentari data ini dengan berat hati. Menurutnya, hasil survei OJK sejalan dengan realitas yang dihadapi oleh para guru di Tanah Air. Dudung Abdul Qadir menjelaskan bahwa kondisi ini tidaklah mengherankan. Dalam suatu video yang diunggah pada Jumat, 18 Agustus 2023, ia menjelaskan alasannya.

"Karena profesi guru jumlahnya paling banyak, Kurang lebih 3 sampai 5 juta guru baik negeri maupun swasta, itu yang pertama," ucap Dudung Abdul Qadir. "Kedua, masih banyak guru, kurang lebih hampir 2 juta guru, pertama belum mendapatkan status, honor, jadi gajinya sangat jauh dari harapan," tambahnya.

Salah satu faktor yang mendorong banyak guru terlibat dalam Pinjol adalah kesejahteraan finansial yang belum tercapai. Sekitar 2 juta guru, terutama yang berstatus honorer, menghadapi situasi yang sulit. Honor yang tidak mencukupi, bahkan gaji di bawah Rp1 juta, menjadi masalah yang sulit diatasi, terutama di daerah-daerah.

Dudung Abdul Qadir juga menyoroti upaya PGRI untuk memperjuangkan kesejahteraan guru. Dia mengatakan, "Kami PGRI berjuang kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan status guru, perlindungan guru, kesejahteraan guru, kemudian memuliakan guru." Meskipun kondisinya mungkin sulit, para pihak terkait tetap berusaha untuk mengatasi tantangan ini dan memberikan solusi yang berkelanjutan bagi para guru yang berperan besar dalam mengembangkan potensi generasi muda.

Ketika para pahlawan di garis depan pendidikan terjerat dalam permasalahan Pinjol, itu bukan hanya masalah individu, tetapi juga cerminan masalah lebih besar dalam sistem kesejahteraan. Masih ada harapan bahwa dengan upaya bersama dari pemerintah, lembaga terkait, dan organisasi guru seperti PGRI, tantangan kesejahteraan guru dapat diatasi dan para pendidik dapat melanjutkan perannya dengan tenang dan percaya diri.

Guru Dalam Jepitan Pinjol:

Dalam era digital yang semakin maju, layanan pinjaman online (Pinjol) telah memasuki kehidupan masyarakat dengan cepat. Kepraktisan dan aksesibilitas yang ditawarkan sering kali menjadi daya tarik utama bagi individu yang membutuhkan dana tambahan. Namun, dibalik kenyamanan ini, terdapat kisah-kisah pahit yang terjadi ketika pinjaman tidak dapat dibayar kembali. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti bagaimana fenomena ini memengaruhi berbagai segmen masyarakat, khususnya guru yang terjerat dalam masalah Pinjol.

Halaman:

Editor: Husnul Khotimah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x