OKEJAMBI.COM - Bagian dari dukungan perjalanan AS Roma menghadapi para pemain tim utama menyusul kekalahan mengejutkan 6-1 mereka melawan tim Norwegia Bodo/Glimt dan mereka langsung menolak untuk menerima gerakan kaus permintaan maaf Lorenzo Pellegrini. Itu adalah malam yang terlupakan bagi tim asuhan Jose Mourinho di Liga Konferensi Eropa.
Meskipun memegang rekor 100 persen dalam kompetisi menjelang pertandingan Kamis malam, tim Italia yang lemah berjuang dari awal. Erik Botheim mencetak gol pembuka saat pertandingan berjalan delapan menit dan Bodo/Glimt segera menggandakan keunggulan mereka dengan upaya keras ini.
Baca Juga: Solskjaer: Orang Buangan Manchester United Bisa Kembali ke Klub
Carles Perez merespons untuk menjadikannya 2-1 tetapi tim tuan rumah terus membanjiri lawan mereka. Pakaian Norwegia, yang saat ini duduk di puncak Eliteserien, terus mencetak empat gol lagi melewati tim Roma yang malang saat Mourinho menderita salah satu kekalahan terberat dalam karirnya hingga saat ini.
Setelah peluit penuh waktu dibunyikan, para pendukung yang bepergian sangat frustrasi dengan hasilnya. Bahkan, mereka berhadapan dengan orang-orang seperti Tammy Abraham, yang terlihat mengobrol hangat dengan salah satu pendukungnya.
Seperti yang dapat Anda lihat dalam cuplikan di atas, Lorenzo Pellegrini mencoba menawarkan kausnya kepada para penggemar tandang sebagai cara untuk meminta maaf, tetapi dia dilecehkan. Jose Mourinho kemudian mengecam para pemain Roma dengan mengatakan bahwa dia mengharapkan respons yang lebih baik dari timnya.
Baca Juga: Akibat Berselisih Dengan Rekan Satu Tim, Lionel Messi Ingin Dia Di jual Kembali
"Saya memutuskan untuk bermain dengan susunan pemain ini, jadi tanggung jawab ada di tangan saya. Saya melakukannya dengan niat baik, untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang bekerja keras dan merotasi skuad di lapangan sintetis dalam cuaca dingin. Saya memutuskan untuk mengistirahatkan banyak pemain," ucap Mou.
Mourinho kemudian memuji lawan Bodo/Glimt, yang menunjukkan kualitas lebih daripada timnya.
"Kami kalah melawan tim yang menunjukkan kualitas lebih pada malam itu. Sesederhana itu," lanjutnya. “Jika saya selalu bisa bermain dengan XI yang sama, maka saya akan melakukannya. Itu berisiko, karena kami memiliki kesenjangan kualitas yang besar antara kedua kelompok pemain. Saya tahu batas skuad ini, itu bukan hal baru bagi saya, tetapi saya masih mengharapkan respons yang lebih baik. Seperti yang saya katakan, itu pilihan saya untuk memainkannya, jadi tanggung jawab saya,".
“Saya tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa kami adalah skuad dengan keterbatasan nyata. Kami memiliki 13 pemain yang mewakili satu tim, yang lain berada di level yang berbeda. Setidaknya hal positifnya mulai sekarang adalah tidak ada yang akan bertanya kepada saya mengapa saya selalu menggunakan pemain yang sama,"tegasnya.***