Album ‘Lalisa’ Tersandung Aturan Pembatasan Pemasaran dari YG Entertainment

- 18 September 2021, 20:17 WIB
'Lalisa', menghadapi aturan ketat dari China
'Lalisa', menghadapi aturan ketat dari China /koreatimes.com

OKEJAMBI.COM – Polemik industri hiburan K-pop di negara panda rasanya masih menjadi perbincangan yang hangat sampai detik ini. Mengingat telah banyak fans club China yang terjerat hukuman penangguhan atas idola K-pop-nya, juga menuai tanggapan serius dari dua orang profesor asal Seoul ini.

Seperti pada kasus album Lisa-Blackpink LALISA, juga memiliki pembatasan yang ketat mengenai pemesanan jumlah salinannya dari YG Entertainment. Hal itu diungkapkan pada 31 Agustus 2021 oleh fan club Thailand melalui media Twitter.

Baca Juga: Spoiler! Live-Action Manga ‘Will Be Single Forever?’ yang Akan Tayang 19 November 2021

Tetapi Lim Dae-geun, seorang profesor dari Ingenium College of Convergence Studies di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) dan seorang ahli studi budaya China dan kata Lee Gyu-tag, seorang profesor antropologi budaya di Universitas George Mason Korea menunjukkan bahwa peraturan tersebut akan memiliki efek jangka panjang yang tidak dapat diabaikan. Lim juga menambahkan bahwa pembatasan kemungkinan akan memicu antipati Korea terhadap China, yang mungkin merusak hubungan antara kedua negara di tingkat sipil.

Baca Juga: LiSA Luncurkan Lagu Pertama Untuk 'Sword Art Online, Akan Debut 15 Oktober 2021

"Sebuah album lebih dari sekadar kompilasi lagu. Ini adalah alat penting untuk mempromosikan penyanyi di China, di mana platform media sosial populer seperti YouTube dan Facebook tidak dapat digunakan secara bebas. Jadi kita harus mengawasi situasi politik China, tetapi itu tidak berarti kita harus mengubah diri kita menjadi sesuai dengan selera negara itu. Sebaliknya, kita perlu fokus untuk menargetkan pasar yang berbeda di Asia Tenggara, AS, dan Eropa, antara lain." kata Lee Gyu-tag, seorang profesor antropologi budaya di Universitas George Mason Korea.

Baca Juga: Kebersamaan Kareena Kapoor dan Saif Ali Khan Bersama Anak-Anaknya Saat di Bandara Mumbai

Lim meyakini bahwa adanya penangguhan industri hiburan K-pop di China justru mengganggu hubungan politik bilateral. Sementara dia menilai industry K-pop tak banyak menguntungkan bagi sektor kehidupan di Korea.

"Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan Korea dan industri K-pop saat ini. Sampai sekarang, sepertinya kita membutuhkan lebih banyak platform di mana kedua negara dapat mendiskusikan masalah budaya bersama dan mencari cara untuk saling menguntungkan. Sejujurnya, penyebaran K-pop di China hanya menguntungkan Korea dalam hal budaya dan ekonomi, jadi Seoul harus merenungkan apa yang bisa dibawa ke meja untuk Beijing," ujar Lim (18 September 2021).***

Editor: Anisa Nabilah Hidayati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x