Network
Oke Jambi - Kita semua tahu cerita tentang Nokia, brand yang menjadi raja di pasar HP pada tahun 2000-an. Tapi sejak munculnya Apple dan Android, nasib Nokia memburuk karena mereka tidak mau mengikuti perkembangan zaman. Agak sedih sih, saya (David Gadgetin) menyimpan harapan bahwa Nokia bisa bangkit lagi.
Soalnya, Nokia masih memiliki tempat spesial di hati saya. Nokia 1110 membuat saya bahagia pada masa itu. Pasti banyak yang merindukan masa kejayaan Nokia. Masa-masa di mana bentuk HP masih kreatif dan tahan banting. Jika jatuh ke lantai, yang dilihat adalah lantainya, bukan HP-nya. Saya bosan dengan iPhone, Samsung, Oppo, dan sejenisnya yang hanya terfokus pada kamera.
Pada waktu itu, di TikTok, sempat beredar video hoax tentang HP Nokia baru yang desainnya impian dan agak berbeda dari HP mainstream. Banyak yang senang dan mengomentari comeback Nokia. Nokia bangkit dari tidurnya CLBK (cinta lama bersemi kembali) dengan Nokia. Video hoax saja bisa naikin gairah sampai kayak gitu apalagi beneran.
Namun, setelah saya membaca berita tentang langkah Nokia ke depan dan mencoba HP Nokia yang sekarang dijual di pasaran, jangan buang-buang doa untuk brand yang tidak ingin dikenal sebagai pembuat HP dan bahkan tidak berniat membuat HP.
Mereka sampai membuat logo baru yang futuristik untuk menggambarkan visi dan misi Nokia yang baru, tapi logonya hanya boleh digunakan oleh Nokia yang bisnisnya berfokus pada jaringan yang menghasilkan banyak uang.
Mereka ingin dikenal sebagai itu. Sedangkan untuk Nokia yang menjual gadget, mereka tetap menggunakan logo lama. Alasannya, logo Nokia lama sudah tertanam di pikiran banyak orang. Jadi, biar tetap terasa Iconic.
Tapi buat saya, ini cara Nokia buat merespon sisa-sisa duit dari logo lama sambil pelan-pelan melepaskan diri dan harap orang mungkin lupa. Kalian nggak mau ada urusan lagi lah, biarin HMD Global sebagai pemegang merek Nokia buat HP dan tablet yang muter otak buat jualan HP dari logo lama Nokia. Pusat sendiri nggak mau dibawa-bawa buat urusan ini, udah lepas tangan.
Biarin Rich Go cari cara manfaatin logo Nokia lama buat jualan TWS. Biarin Flip Card buat jualan TV merk Nokia, walaupun yang bikin entah siapa. Flip Card itu kan e-commerce. Udah berasa sabun mandi merk Indomaret gitu. Biarin Streamview buat tempelin logo Nokia di streaming box mereka. Urusan of Global lah yang susun strategi buat jualan laptop merk Nokia.
Kalau Anda pengen bikin es krim merk Nokia buat ngeingin mix way gitu, mungkin bisa beli lisensinya ya. Asal harga yang cocok. Jadi kalau Anda nanya the real Nokia Corporation sekarang jualannya apa ya? Jualan logo lama salah satunya. Agak kecewa sih.
Biasanya logo itu kan jadi tanda pertama reputasi soal kualitas produk, misalnya kalau kita dengar Apple nggak usah tahu produknya apa pasti ada kesan sendiri lah. BMW Mercy ada kesan sendiri. Terus kalau kita dengar Advan ya, ada kesan sendiri juga tanpa tahu produknya apa.
Kalau Nokia, saya nggak tahu lagi ini sekarang udah random banget. Mungkin bisa bagus, mungkin bisa jelek tergantung yang bikin. Udah nggak ada jaminan apa-apa lagi dibalik logo ini. Buat sektor HP sendiri, boro-boro bisa jadi raja HP dunia lagi. Ya ini saya ada nyobain Nokia C31, HP Nokia resmi Indonesia yang udah di-launching dari setengah tahun lalu sih, tapi saya baru beli karena penasaran aja. Yang jualan masih banyak dan harganya udah turun dari harga berani pas launching 1,699 juta jadi 1,2 jutaan. Harga yang buat saya lebih waras buat apa yang kita dapat.
Tonton Selengkapnya di Youtube Gadgetin:
