Pada abad ke-20 pertengahan, kata gaslighting pertama kali digunakan merujuk kepada film tersebut, yaitu mengartikan semacam penipuan.
Dalam arti lain, gasligthing ini adalah manipulasi psikologis yang dilakukan dalam waktu lama. Tipuan ini membuat si korban mempertanyakan validitas pemikirannya sendiri.
Menurut Merriam-Webster, beberapa tahun terakhir, gaslighting memiliki arti yang lebih sederhana dan lebih luas, yaitu tindakan atau praktik menyesatkan seseorang secara berlebihan, terutama untuk keuntungan pribadi.
Beberapa tahun terakhir, gaslighting banyak digunakan untuk merujuk kepada yang menyesatkan.
Di Indonesia sendiri, kata gaslighting belakangan juga cukup populer digunakan oleh beberapa tokoh atau influencer.
Kata gaslighting kerap muncul ketika seseorang membahas topik hubungan asmara, yaitu ketika sepasang kekasih atau suami-istri bertengkar.
Pihak yang bersalah kerap melakukan gaslighting untuk melindungi dirinya agar tidak disalahkan.
Gaslighting ini dapat menimbulkan perasaan korban yang sebelumnya marah berubah menjadi rasa bersalah, karena fakta yang diputarbalikkan oleh si pelaku gaslighting.