Antara Cinta dan Kekerasan: Kupas Tuntas Seluk Beluk Kota Wamena yang Belum Diketahui

- 25 Juni 2021, 07:48 WIB
Yuspika Ayu (berkacamata) saat berbaur bersama masyarakat Wamena.
Yuspika Ayu (berkacamata) saat berbaur bersama masyarakat Wamena. /Doc. Yuspika Ayu/

OKEJAMBI.COM - Rasisme dan kekerasan yang sering diberitakan di media sosial tentang Wamena bukan lah hal yang jarang. Tak heran pemberitaan tentang warga Timur satu ini menguak banyak komentar yang kontroversi.

Banyak pembaca yang menyetujui opini publik tentang kekerasan di kota Wamena. Kota dengan sejuta keindahan alamnya, banyak yang berpendapat tidak selaras dengan warga asli yang menempatinya.

Bahkan para pendatang di sana pun tak jarang yang merasa kurang nyaman dengan masyarakat sosial di dalamnya.
Adakah aspek cinta kasih di kota Wamena?

Baca Juga: Poligami: Inilah Yang Dirasakan Jika Anda Sebagai Istri Ketiga

Pertanyaan yang mungkin sulit dijawab bagi anda yang percaya dengan berita-berita yang sangat banyak sekali beredar. Namun hal tersebut disetujui oleh pendatang sekaligus warga Wamena yang berasal dari Jawa Tengah satu ini.

Menurut channel youtube Yuspika Ayu sekaligus hasil interview bersama beliau mengatakan, sangat besar nilai cinta kasih yang tertanam di Wamena yang belum pernah terungkap. Dia bahkan tidak mendapati tindakan kekerasan akibat dari perbedaan suku atau asal daerah dari warga Wamena.

“Memang pendatang yang kebanyakan salah, mereka tidak menghormati perbedaan di sana. Banyak pendatang yang terlalu mengkritik dan menilai perbedaan di sana. sehingga warga asli Wamena sangat geram melihat pendatang yang jijik atau kurang suka dengan mereka.” kata Yuspika Ayu seorang pendatang yang saat ini menetap di sana.

Sangat wajar jika seseorang akan menilai segala sesuatuya dari penilaian awal yang nampak. Sehingga warga Wamena yang tidak terbiasa dengan kritikan pedas jelas membuat mereka tidak nyaman.

Yuspika juga menjelaskan, sebaiknya tindakan pendatang harus bersikap lebih memahami dengan apa yang ada di daratan Timur. Tetap melakukan saling sapa, saling memberi, saling mendoakan dengan mereka tanpa mengkritik dan bertingkah angkuh di depan mereka. Perbedaan antar suku jelas sangat nyata wujudnya namun tidak perlu diungkit sehingga menuai pada perdebatan antar sesama.

Halaman:

Editor: Ahmad Roni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah