Oke Jambi - Sebanyak 11 orang anak di Kota Jambi menjadi korban pencabulan wanita muda berinisial NT (25).
Para korban berusia 8 sampai 15 tahun ini dieksploitasi untuk menuruti hasrat yang tidak wajar NT
Salah satu ayah korban menuturkan, anak mereka didoktrin dengan cara disuruh menonton film tabu.
Baca Juga: Polisi Tes Urine Sejoli yang Mengalami Kecelakaan Menggunakan Mobil Dinas DPRD Jambi
Selain itu sebagian korban juga disuruh melihat NT berhubungan intim dengan suaminya.
"Suaminya tidak tahu, karena dia menyuruh para korban mengintip dari luar melalui cela di jendela. Korban pun sering dicekoki film dewasa," kata pria berinisial E, ayah salah satu korban, Sabtu (4/2).
Pelaku pun telah mencabuli korban anak laki-laki dengan menyentuh bagian tubuh intim.
"Pelaku itu juga menyuruh anak-anak ini untuk menyentuh payudaranya. Dia malah mengaku sebagai korban pelecehan. Padahal dia yang meminta sendiri," kata E.
Para korban dan NT tinggal di satu lingkungan. NT mempunyai bisnis rental PlayStation yang biasa disewa anak-anak di sana. Wanita tersebut mendekati para korbannya dengan memanfaatkan bisnis tersebut.
Kekerasan seksual ini terjadi berulang kali, sehingga E memutuskan untuk melaporkan ke Polda Jambi, Jumat (3/2).
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimun Polda Jambi, AKBP Kristian Adi Wibawa mengatakan pihaknya sedang menyelediki kasus tersebut.
"Laporannya sudah masuk. Sekarang masih kami periksa," katanya
Setelah pembuatan laporan itu, malam harinya pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan anak (UPTD PPA) Provinsi Jambi melakukan pendampingan para korban di Mapolda Jambi.
"Kami melakukan pendampingan berbagai aspek, psikologi, sosial, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui apa yang dibutuhkan korban. Kami akan memberikan layanan yang ada di UPTD PPA Provinsi Jambi," ujar Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi Asi Noprini, melalui sambungan WA, Sabtu (4/2).
Baca Juga: Bekerjasama Dengan PMI, Sinsen Gelar Kegiatan Donor Darah di Dealer Honda Sinsen Pal 6
UPTD PPA Provinsi Jambi saat itu melalukan pendekatan sekaligus observasi. Sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual itu.
"Ada juga yang mungkin belum. Perlu diketahui penyakit psikologis ini tidak selalu langsung tampak, bisa memakan waktu," tuturnya.
Ia pun mengatakan kekerasan seksual ini jarang terjadi.
"Ini kasus unik, yang mana anak-anak dicabuli perempuan. Kenapa pelaku seperti itu? Kenapa anak-anak jadi korban? Panjang prosesnya," ujarnya.****