Mengasah Potensi Anak: Pendidikan dalam Keluarga Menurut Ajaran Islam

4 Juni 2023, 16:00 WIB
Mengasah Potensi Anak: Pendidikan dalam Keluarga Menurut Ajaran Islam /Foto: Pixabay/abeermuteb/

Oke Jambi - Pendidikan anak di dalam keluarga menjadi persoalan yang terus dibahas oleh banyak orang. Banyak yang berpendapat bahwa pendidikan di dalam keluarga jauh lebih penting daripada di sekolah.

Namun, jarang yang mengetahui bagaimana ajaran Islam mengenai pendidikan anak, terutama dalam memahami perbedaan pendekatan pendidikan sesuai dengan usia anak. Perbedaan usia mempengaruhi cara mendidik anak dalam keluarga, sebagaimana dianjurkan oleh Islam.

Sebagai suri tauladan bagi umat manusia, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh dalam mengatur urusan rumah tangga, termasuk cara mendidik anak perempuan dan laki-laki.

Kehadiran seorang anak menjadi momen yang dinantikan oleh setiap orangtua. Setiap orangtua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Sayangnya, masih banyak kesalahan dalam mendidik anak yang sering terjadi.

Baca Juga: Tips Awet Muda Menurut Islam: Rahasia Kecantikan yang Abadi

Baca Juga: Larangan Menikahi Pasangan Berbeda Agama dalam Islam: Alasan dan Implikasinya

Setiap tahap perkembangan usia anak memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk mengetahui cara mendidik anak dalam Islam sesuai dengan usia mereka.

1. Usia Dini (0-7 Tahun)

Pada fase ini, anak-anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtua. Rasulullah SAW telah memberikan contoh untuk memanjakan, mengasihi, dan menyayangi anak-anak tanpa membedakan di antara mereka. Pada usia ini, perkembangan anak akan seiring dengan perubahan lingkungannya.

Anak-anak aktif dalam mengeksplorasi lingkungan dan diri mereka sendiri, sehingga mereka membutuhkan bimbingan agar membuat keputusan yang tepat. Ketika anak melakukan kesalahan, hukuman fisik bukanlah solusi yang baik. Cukup dengan menegur dan mengingatkan anak sambil menjelaskan dampak buruk dari perbuatannya.

2. Usia Remaja (7-14 Tahun)

Pada usia 7-14 tahun, anak-anak mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka sudah dapat belajar untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Orangtua dapat mendidik anak untuk bertanggung jawab terhadap urusan pribadi, seperti merapikan kamar mereka sendiri dan makan dengan tepat waktu.

Pada fase ini, anak-anak memasuki masa mumayyiz, di mana mereka mulai memasuki usia baligh. Mereka dapat diajari tentang pendidikan agama, seperti menjalankan shalat lima waktu, mempelajari doa-doa, dan membaca Al-Quran. Jika anak melakukan pelanggaran, hukuman yang diberikan haruslah mengajarkan mereka untuk mengubah kesalahan tersebut. Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW

mengajarkan agar anak-anak menjalankan shalat lima waktu, dan jika mereka menolak, mereka akan mendapatkan hukuman berupa pukulan. Tujuan dari hukuman ini adalah membuat mereka sadar untuk taat kepada perintah Allah SWT, karena hukuman di dunia lebih baik daripada hukuman di akhirat.

3. Usia Beranjak Dewasa (15-21 Tahun)

Pada fase ini, anak-anak memasuki usia dewasa. Mereka mampu berpikir kritis terhadap permasalahan dalam lingkungan sekitarnya dan berusaha mencari wawasan sebanyak mungkin. Orangtua dapat mulai melepaskan pengasuhan secara bertahap, karena pada fase ini anak-anak dapat mengatasi permasalahan mereka sendiri.

Anak-anak juga mulai mengalami perubahan fisik dan gejolak emosi saat menjelang pubertas. Dalam cara mendidik anak dalam Islam sesuai dengan usia ini, anak-anak sudah bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri. Orangtua perlu memberikan pendidikan Islam yang tepat agar anak-anak dapat mengontrol diri dan berkembang menjadi individu yang positif.

Nabi Muhammad SAW memberikan contoh yang baik dalam cara mengatasi anak muda dengan memberikan nasehat dan membuat mereka berpikir, bukan dengan cara menghardik mereka.

4. Usia Dewasa (21 Tahun ke atas)

Anak yang sudah dewasa perlu memahami mana yang baik dan buruk bagi dirinya sendiri. Orangtua dapat memberikan kepercayaan kepada anak untuk membuat keputusan yang terbaik. Setelah mendapatkan pendidikan Islam sejak dini, ajaklah anak untuk berdiskusi dan bersosialisasi dengan baik dalam masyarakat.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menyatakan pentingnya mendidik anak-anak untuk mencintai Nabi, mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Quran. Mereka yang mengamalkan Al-Quran akan mendapatkan perlindungan Allah di hari di mana tidak ada perlindungan selain dari-Nya, bersama para nabi dan orang-orang yang suci.

Dengan cara mendidik anak perempuan dan laki-laki secara tepat sesuai dengan ajaran Islam, anak-anak akan berkembang menjadi individu yang teladan. Penting bagi orangtua untuk memahami tahapan perkembangan anak dan memberikan pendidikan yang sesuai dengan usia mereka. Dengan demikian, kita dapat mengasah potensi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi individu yang berkualitas dan berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.

Editor: Husnul Khotimah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler