Network
OKEJAMBI.COM - Jimmy Floyd Hasselbaink 2000/01. Mungkin bermain di gawang sebagai seorang anak memberi Jimmy Floyd Hasselbaink wawasan tentang bagaimana mengalahkan mereka dengan sukses sebagai seorang striker.
Pelatih asal Belanda, lahir di Suriname, pindah ke Liga Premier pada tahun 1997, menandatangani kontrak dengan Leeds United setelah mantra yang sukses di Portugal. Meskipun beberapa perjuangan awal di Elland Road, ia menemukan jangkauannya pada pergantian tahun.
Baca Juga: Arteta Dinobatkan Sebagai Barclays Manager Of The Month
18 golnya di 1998/99 membuatnya mendapatkan bagian dari Sepatu Emas, bersama dengan Michael Owen dan Dwight Yorke. Hasselbaink dan Yorke adalah pemain luar negeri pertama yang mengklaim hadiah tersebut.
Kembali ke Inggris pada Mei 2000 bersama Chelsea, setelah musim yang produktif di Atletico Madrid, Hasselbaink melanjutkan di mana dia tinggalkan, kali ini bertekad untuk membuktikan bahwa dia tidak ada bandingannya sebagai pencetak gol. Ini dia capai dengan mudah. Dalam kemenangan 6-1 atas Coventry City, ia menjadi pemain Chelsea kedua setelah Gianluca Vialli yang mencetak empat gol dalam pertandingan Liga Premier.
Baca Juga: Yoshitsugu Matsuoka, Pengisi Suara Sword Art Online Akan Muncul dengan Seragam 'Kirito'
Tujuh gol dalam delapan pertandingan terakhirnya membawanya ke 23 untuk musim, empat lebih dari Ipswich Town Marcus Stewart. Kampanye berikutnya, Hasselbaink menyamai total 2000/01, tetapi gagal mendapatkan Sepatu Emas berturut-turut dengan satu gol untuk Thierry Henry.
Hasselbaink meninggalkan Chelsea pada 2004 untuk bergabung dengan Middlesbrough, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak di musim pertamanya dan membantu final Liga Eropa UEFA pada 2006. Dia juga menghabiskan satu musim masing-masing di Charlton Athletic dan Cardiff City sebelum pensiun.
Baca Juga: CR7 mencetak rekor Liga Premier dalam memenangkan penghargaan untuk bulan September
