Mengenal Filsafat Stoa, Solusi Hidup Bahagia Terbebas dari Emosi Negatif

- 14 Desember 2022, 09:54 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /freepik.com

OKEJAMBI.COM- Semakin modern peradaban, semakin banyak hal yang bisa jadi pemicu emosi negatif muncul tanpa sebenarnya kita inginkan.

Sejatinya, meskipun peradaban semakin modern, permasalahan hidup manusia ini begitu-begitu saja dari generasi ke generasi.

Hal inilah yang dikemukakan oleh Henry Manampiring dalam bukunya berjudul Filosofi Teras.

Filosofi Teras adalah sebuah buku yang menjelaskan tentang sebuah Filsafat Yunani-Romawi Kuno bernama Filsafat Stoa.

Pada buku ini dijelaskan bahwa tidak ada yang baru di dunia ini, kita hanyalah salah satunya bukan satu-satunya, dan semua akan terlupakan.

Kita sering kali memiliki emosi negatif seperti cemas, panik, marah, khawatir, dan lainnya disebabkan oleh hal-hal yang berada di luar kontrol atau kendali kita.

Baca Juga: Kenali Vegan dan Vegetarian, Ternyata Phytagoras Penemunya

Dalam Filsafat Stoa, emosi negatif tidak hanya ditahan, tapi dihilangkan.

Bayangkan, bisakah kita hidup tanpa perlu merasa marah, cemas, dan lainnya?

Menurut Filsafat Stoa, hal eksternal itu netral, tidak baik dan tidak buruk. Emosi negatif adalah akibat dari nalar yang tersesat, bukan disebabkan oleh peristiwa eksternal.

Epictetus mengatakan bahwa “Bukan hal atau orang yang mengganggu kita, tapi opini kita atas hal tersebut”.

Marcus Aurelius, seorang Kaisar dan Filsuf juga mengatakan hal serupa, bahwa “Jika kamu bersusah hati karena hal-hal eksternal, kesusahan itu datangnya bukanlah dari hal tersebut, tetapi dari opinimu sendiri mengenai hal itu. Dan kamu memiliki kemampuan mengubah opini ini kapan saja”.

Dapat disimpulkan, bahwa menurut Filsafat Stoa, opini itu ada di dalam otak kita, hanya kita sendiri yang bisa mengubahnya, bukan orang lain.

Baca Juga: Mengenal Ikigai, Rahasia Bahagia dan Umur Panjang Masyarakat Jepang

Dalam Filsafat Stoa ada yang disebut Dikotomi Kendali yang meliputi dua hal.

1. TIDAK di bawah kendali kita:

Contohnya seperti tindakan orang lain, reputasi, kekayaan, kesehatan, cuaca, kondisi saat kita lahir, nilai tukar rupiah, dan sebagainya.

2. DI BAWAH kendali kita:

Contohnya seperti pikiran, opini, keinginan, dan pertimbangan kita.

Sederhananya, jika kita menggantungkan harapan kita dan terobsesi dengan hal-hal di luar kendali kita, kita harus siap-siap untuk kecewa dan menyambut kedatangan pasukan emosi negatif lainnya.

Filsafat kuno ini masih sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini, apalagi dengan cepatnya arus informasi yang bisa saja membuat kita menjadi stres dan gila jika tidak kita kendalikan.

Dalam Filsafat Stoa, bahagia bukanlah hadirnya emosi positif, namun bahagia adalah tidak adanya emosi negatif.

Editor: Armalina

Sumber: Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x