Konflik Assad Terus Berlanjut, Kebijakan AS Menjadi Faktor Rumit

- 12 Oktober 2021, 14:11 WIB
Assad
Assad /World

OKEJAMBI.COM - Turki dan dukungannya untuk Islamis Sunni di seluruh wilayah. Termasuk wilayah utara Suriah yang tetap berada di luar jangkauan Assad menjadi perhatian khusus bagi para penguasa Arab yang dapat membuat tujuan bersama dengan Damaskus melawan kelompok Islam, kata para analis.

Tapi sementara tanda-tanda pemulihan hubungan Arab dengan Damaskus tumbuh. Raja Abdullah dari Yordania berbicara dengan Assad untuk pertama kalinya dalam satu dekade bulan ini, kebijakan AS akan tetap menjadi faktor yang rumit.

Baca Juga: Analisis-Arab Mudahkan Isolasi Assad Saat AS Mencari Di Tempat Lain

Washington mengatakan kebijakannya masih menuntut transisi politik seperti yang ditetapkan dalam resolusi Dewan Keamanan. Sanksi AS yang menargetkan Damaskus, diperketat di bawah Presiden Donald Trump, masih menjadi hambatan serius bagi perdagangan.

Namun di Washington, para analis mengatakan Suriah hampir tidak menjadi prioritas kebijakan luar negeri bagi pemerintahan Presiden Joe Biden. Mereka mencatat fokusnya untuk melawan China dan bahwa pemerintahannya belum menerapkan sanksi di bawah apa yang disebut Caesar Act, yang mulai berlaku tahun lalu dengan maksud untuk menambah tekanan pada Assad.

Baca Juga: Penjabat FM Afghanistan Meminta AS Untuk Mencabut Larangan Cadangan Cbank -Al-Jazeera

Setelah diperingatkan agar tidak berurusan dengan Damaskus oleh pemerintahan Trump. Negara-negara Arab kembali menekan masalah ini.

“Sekutu AS di dunia Arab telah mendorong Washington untuk mencabut pengepungan di Damaskus dan memungkinkan reintegrasinya ke wilayah Arab,” kata David Lesch, pakar Suriah di Trinity University di Texas. “Tampaknya pemerintahan Biden, sampai taraf tertentu, mendengarkan.”

Baca Juga: Kepresidenan Uni Eropa Prancis Mendorong Seluruh Dunia Mengakhiri Hukuman Mati

Halaman:

Editor: Anisa Nabilah Hidayati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x