Network
OKEJAMBI.COM- Tahukah kamu bahwa setiap tahunnya pada tanggal 2 Desember diperingati sebagai Hari Penghapusan Perbudakan Internasional atau International Day for Abolition of Slavery.
Pada sejarahnya, Hari Penghapusan Perbudakan Internasional ini sudah diperingati sejak tahun 1986. Hari ini ditetapkan sebagai upaya untuk pemberantasan perdagangan dan eksploitasi manusia.
PBB berharap dengan ditetapkannya Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, hendaknya segala bentuk perbudakan diberantas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perbudakan merupakan sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yang lain.
Perbudakan ini sudah ada sejak zaman kuno hingga zaman modern seperti sekarang.
Baca Juga: Peringati Hari AIDS Sedunia, Berikut Perbedaan HIV dan AIDS
Tidak hanya teknologi yang mengalami kemajuan, perbudakan mengalami kemajuan yang disebut dengan perbudakan modern.
Namun, pada hakikatnya perbudakan yang terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang, meski alatnya makin canggih, perbudakan yang terjadi masih seputar itu-itu saja, yaitu yang lemah akan diperalat oleh yang kuat.
Perbudakan yang terjadi meliputi perdagangan manusia, eksploitasi seksual, eksploitasi anak, kawin paksa, dan perekrutan paksa anak untuk dimanfaatkan dalam konflik bersenjata.
Dilansir dari zenius.net, menurut PBB, lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia telah menjadi korban perbudakan modern.
Di samping itu, 1 dari 10 anak atau lebih dari 150 juta anak telah menjadi korban perbudakan di seluruh dunia.
Isu perbudakan ini hakikatnya merupakan bagian dari HAM atau Hak Asasi Manusia.
Di Indonesia sendiri, lembaga yang menaungi terkait HAM adalah Komnas (Komisi Nasional) HAM. Menurut Komnas HAM, perbudakan modern di Indonesia cukup rumit dan butuh pendalaman.
Baca Juga: Banyak Hari Bersejarah, Berikut Daftar Hari Penting Sepanjang Bulan Desember 2022
Jika kita buka mata lebih lebar dan memperhatikan sekitar, kita akan dengan sangat mudah menemukan praktik perbudakan ini.
Praktik perbudakan ini masih terjadi karena belum semua elemen dalam masyarakat yang peduli dengan perbudakan ini.
Beberapa pihak belum teredukasi dengan baik. Beberapa pihak ini beranggapan bahwa praktik perbudakan adalah hal yang biasa dan normal dilakukan.
Faktor ekonomi juga turut andil atas terjadinya perbudakan ini.
Perbudakan modern dapat kita temukan pada pembantu rumah tangga, sektor pertanian, industri makanan, garmen, prostitusi paksa, anak-anak yang dieksploitasi untuk ngamen dan menjadi pengemis, dan perdagangan manusia.
