10 Guru Besar UNJA yang Baru Dilantik Sampaikan Orasi Ilmiah, Apa Isinya?...

27 Januari 2023, 07:00 WIB
Rektor Unja, Prof. Drs. H. Sutrisno foto bersama 10 guru besar baru yang telah dikukuhkan /Humas Unja/

Oke Jambi - Universitas Jambi (UNJA) mengukuhkan 10 guru besar baru, upacara pengukuhan para guru besar tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Senat UNJA, Prof. Dr. Amri Amir, S.E., M.S. , pada Kamis (19/01/2023).

Sepuluh guru besar tersebut terbagi di 5 fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Peternakan, Fakulstas Hukum, Fakultas Sains dan Teknologi serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Usai pengukuhan, masing-masing dari 10 guru besar tersebut menyampaikan orasi ilmiah mereka, apa saja isi dari orasi ilmiah tersebut?

Baca Juga: 10 Guru Besar Baru akan Dikukuhkan oleh Universitas Jambi Hari Ini, Cek Nama-namanya !

Baca Juga: GRATIS...! UNJA Siapkan Mobil Antar Jemput Dari Telanai ke Mendalo, Catat Ini Jadwal Lengkapnya

Drs. Maison, M.Si., Ph.D.,CIQaR., CIQnR

1. Orasi Ilmiah Prof. Drs. Maison, M.Si., Ph.D.,CIQaR., CIQnR.

Prof. Drs. Maison, M.Si., Ph.D.,CIQaR., CIQnR memaparkan Orasi Ilmiah dengan judul “Program Pendidikan Guru Fisika antara Harapan dan Kenyataan” pada kegiatan pengukuhan Guru Besar Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.

Profesor kelahiran Matur, Kab. Agam Sumatera Barat pada tanggal 3 Mei 1967 ini, merupakan Guru Besar bidang ilmu Pendidikan Fisika. Beliau saat ini menjadi dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNJA.

Beliau memaparkan mengenai pemahaman konsep fisika pada mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, dimana pengalaman dan interaksi yang terus menerus antara mahasiswa dengan lingkungan sekitarnya membentuk sebagian dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa tersebut. Salah satu hal yang bisa timbul adalah miskonsepsi. Ketika mahasiswa mempelajari suatu konsep, interpretasi mereka dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang diperoleh dari lingkungan.

“Pengukuran dan perbaikan miskonsepsi tidak mudah dilakukan. Dibutuhkan instrumen yang tepat untuk mendiagnosa miskonsepsi dan tentunya upaya yang lebih serius untuk mengubahnya. Perlakuan atau pengajaran tersebut dapat meningkatkan jawaban benar mahasiswa terhadap suatu butir soal yang berkaitan dengan konsep yang diujikan, namun ternyata belum tentu signifikan dalam mengubah miskonsepsi mahasiswa pendidikan fisika tersebut,” ujar Prof. Maison.

Kompetensi mahasiswa calon guru yang disampaikan beliau di atas hanyalah sebagian, yaitu pada ranah kognitif (belum menyinggung ranah psikomotor dan afektif), yang ternyata kompetensi kognitif saja sudah sangat bermasalah, belum lagi bila dikaji masalah pada kompetensi lainnya. Kompetensi yang diharapkan saat ini adalah kompetensi holistik terintegrasi yang mensinergikan berbagai aspek karena label guru sebenarnya adalah label sangat terhormat, yaitu sebagai idola yang pantas untuk digugu dan ditiru.

“Masalah dan beban yang dihadapi oleh guru zaman sekarang ditinjau dari aspek lingkungan dan sosial sangat kompleks dan berat. Di satu sisi, guru berusaha mengajarkan siswanya untuk jujur, tetapi contoh yang banyak ditemukan dalam lingkungan masyarakat adalah praktik yang penuh dengan ketidakjujuran,” lanjutnya.

Beliau menyimpulkan bahwa “pendidikan” memerlukan partisipasi banyak pihak dari berbagai kalangan agar bisa berhasil, dan bukan hanya ditumpukan kepada guru saja.

“Pada orasi yang singkat ini dapat saya simpulkan bahwa pendidikan memerlukan partisipasi berbagai pihak (pemerintah, tokoh agama, orangtua, dan masyarakat) agar berhasil, bukan hanya ditumpukan pada guru saja. Harapan terhadap Program Pendidikan Guru secara umum (bukan hanya guru fisika) tentunya sangat besar untuk mencerdaskan bangsa, tetapi kenyataan, praktik, dan sistem yang terjadi di lingkungan siswa sepertinya kurang mendukung malahan terkesan “jauh panggang dari api”. Diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan energi yang besar dari semua pihak yang terkait untuk mengubah ini semua, karena pasti tidak akan semudah membalikkan telapak tangan,” jelas Prof. Maison.

Dr. Ir. Depison, M.P.

2. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Ir. Depison, M.P.

Prof. Dr. Ir. Depison, M.P. memaparkan Orasi Ilmiah dengan judul “Karakterisasi sebagai Dasar Seleksi dalam Rangka Mendukung Program Pemuliabiakan Ternak Lokal” pada kegiatan pengukuhan Guru Besar Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.

Profesor kelahiran Pasaman, Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1967 tersebut merupakan Guru Besar bidang ilmu Produksi Ternak dan menjadi dosen di Fakultas Peternakan UNJA.

Beliau memaparkan mengenai karakterisasi sebagai dasar menseleksi dalam rangka mendukung program pemuliabiakan hewan ternak lokal yang ada di Provinsi Jambi. Beliau menyebut bahwa ternak lokal memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik, namun variasi genetik masih relatif tinggi berdasarkan morfologinya. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengevaluasi morfologi ternak yaitu dilakukan karakterisasi morfologi ternak, melalui karakterisasi karakteristik kuantitatif dan molekuler.

Hewan ternak yang diuji coba dalam penelitiannya beraneka ragam, mulai dari Sapi Bali, Kambing Kacang, Domba Ekor Tipis (DET), serta Ayam Super, Bangkok, KUB, Sentul, Kampung, dan Merawang.

“Adanya keterkaitan polimorfisme gen dengan karakteristik kuantitatif, maka penggabungan kedua metode ini yaitu karakteristik kuantitatif dan molekuler akan menghasilkan seleksi yang lebih cepat dan lebih akurat,” tuturnya.

“Berdasarkan Nilai HCA (Analisis klaster hierarki) mengungkapkan bahwa kambing Kacang yang ada di Provinsi Jambi dapat dipisahkan menjadi kelompok yang berbeda, sehingga, kajian genetik (DNA analysis) kambing kacang terutama yang ada di Kabupaten Kerinci sangat diperlukan untuk pengembangan kambing ini menjadi breed kambing Kerinci di masa mendatang. Sekitar 90% sapi Bali pada dua daerah ketinggian, dapat diklasifikasikan berdasrakan morfometrik menggunakan analisis diskriminan kanonik. Kambing kacang terutama yang ada di Kabupaten Kerinci sangat diperlukan untuk pengembangan kambing ini menjadi breed kambing Kerinci di masa mendatang. Serta 60% DET di dataran rendah dan tinggi dapat dikarakterisasi dengan indeks tubuh, sehingga dapat dijadikan acuan seleksi dan program pemuliaan DET di masa mendatang,” jelas Prof. Depison.

Profesor bidang ilmu Produksi Ternak tersebut menggunakan Metode PCR-RFLP, yang merupakan suatu metode paling umum digunakan untuk menganalisis karakteristik molekuler seperti analisis genotip. Metode PCR-RFLP telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi keragaman gen, dan menganalisa proporsi alel dan genotip pada ternak.

Dr. Helmi, S.H., M.H.

3. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H.

Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H. memaparkan Orasi Ilmiah dengan judul “Menggagas Pengaturan Perizinan Terpadu di Indonesia: Alternatif Menyelamatkan UU Cipta Kerja?” pada kegiatan pengukuhan Guru Besar Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.

Profesor kelahiran 6 Juni 1971 di Campang Tiga, Sumatera Selatan tersebut merupakan Guru Besar bidang ilmu Hukum Administrasi Negara dan dosen di Fakultas Hukum UNJA.

Prof. Helmi memaparkan mengenai gagasan pengaturan perizinan terpdau di Indonesia. Ia mempertanyakan apakah hal itu merupakan alternatif untuk menyelamatkan UU Cipta Kerja. Makna perizinan berusaha pada UU CK menunjukkan izin sebagai produk pejabat administrasi dalam bentuk keputusan sebagai syarat legalitas melakukan (memulai) usaha tanpa menyebut sektor. Konsep perizinan berusaha pada UU CK menghendaki keterpaduan dalam sistem perizinan berusaha di Indonesia.

“Permasalahan justru berbeda jika perhatian dialihkan pada UU CK yang merupakan dasar hukum dibentuknya PP. Materi muatan pasal-pasal (kecuali ketentuan umum) pada UU CK justru menimbulkan beberapa masalah,” ujarnya.

“Walaupun PP Perizinan Berusaha telah menjawab persoalan birokrasi pelayanan perizinan selama ini, namun akibat status UU CK dalam Putusan MK No. 91/PUU-XVIII/2020(Putusan MK91) Tahun 2020 menjadikan UU ini tidak dapat dilaksanakan. Tentu saja termasuk seluruh peraturan pelaksana mulai PP, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah serta Peraturan Kepala Daerah. Semua harus menunggu hasil perbaikan sebagaimana UU CK selesai,” lanjutnya.

Dirinya menyatakan jika RUU berhasil dibentuk dan menjadi UU, maka Indonesia akan memiliki satu UU pokok tentang perizinan berusaha yang menjadi pedoman seluruh sektor, pelaku usaha, masyarakat umum, pejabat dan aparatur pelayanan, serta penegak hukum. Sekaligus “menyelamatkan” materi muatan UU CK.

“Keperpaduan sistem perizinan berusaha melalui satu pengaturan dalam bentuk undang-undang merupakan upaya memudahkan penyelenggaraan tugas-tugas pejabat pemerintahan sesuai dengan hukum administrasi. Selain itu, juga memudahkan bagi warga negara dan pejabat administrasi saling membatasi tindakan dan perbuatan sehingga tidak mudah terjadi penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Keterpaduan seperti ini menjadi jalan lebih mudah meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat sehingga melalui keterpaduan sistem perizinan cita-cita kemakmuran rakyat Indonesia dalam Alenia IV Pembukaan UUD 1945 lebih mudah mendekat,” pungkas Prof. Helmi.

Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D.

4. Orasi Ilmiah Prof. Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D.

Prof. Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D. memaparkan Orasi Ilmiah berjudul “Pengembangan Kompetensi Bahasa Inggris Profesional dan Keterampilan Abad ke 21 Lulusan Perguruan Tinggi” pada kegiatan pengukuhan Guru Besar Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.

Profesor kelahiran 23 Maret 1972 asal Mukai Tengah, Kerinci tersebut merupakan Guru Besar bidang ilmu Pendidikan Bahasa Inggris serta dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNJA.

Prof. Hadiyanto berorasi mengenai pengembangan kompetensi bahasa Inggris yang profesional beserta dengan keterampilan pada abad ke 21 bagi para lulusan perguruan tinggi. Pada tahun 2018, ia bersama tim penelitinya telah mengembangkan model pengembangan keterampilan abad ke 21 mahasiswa yang terdiri dari Soft Skill, Hard Skill, dan Competitiveness (SHC) yang sudah digunakan oleh Universitas Jambi, dituangkan dalam Peraturan Rektor Universitas Jambi Nomor 6 Tahun 2018, Tentang Kebijakan Pemutakhiran Kurikulum Program Studi, Universitas Jambi. Hal itu bertujuan agar semua prodi dilingkungan Universitas Jambi lebih menekankan OBE dan OL ke keterampilan abad ke 21. Namun demikian, Prof. Hadiyanto masih merasa hal itu sangat kurang dan perlu adanya wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan abad ke 21 secara mandiri.

“Peningkatan kualitas lulusan Universitas Jambi dengan membekali mereka dengan kemampuan Bahasa Inggris Profesional dan Keterampilan abad ke 21 akan memberikan kontribusi terhadap inovasi dan percepatan pembangunan dan produktifitas di Provinsi Jambi, sekaligus memampukan lulusan untuk ekpansi dari lokal ke tingkat nasional dan internasional,” tuturnya.

“Mahasiswa juga diharapkan mampu mengembangkan keterampilan abad ke 21 secara mandiri agar terjadi akselarasi peningkatan kualitas lulusan yang memiliki keterampilan abad ke 21 tingkat tinggi. Oleh karena itu, model sertifikasi kemampuan Bahasa Inggris Profesional dan Keterampilan abd ke 21 secara mandiri berbasis online platform  perlu secara bertahap dikembangkan,” lanjut beliau.

Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris tersebut menilai bahwa sertifikasi online akan sangat  berkontribusi pada pengembangan Bahasa Inggris Profesional dan keterampilan abad ke 21 Mahasiswa di luar pembelajaran reguler. Selanjutnya, pengembangan program sertifikasi dilakukan secara bertahap dan keberlajutan. Agar produk bisa terwujud, ia menyimpulkan perlunya dilakukan penelitian dan pengembangan dalam rentang waktu 3 tahun  hingga dapat digunakan tahap awal di Universitas Jambi.

Pada akhir orasi, beliau memberikan masukan untuk membuat kebijakan standar sertifikasi kemampuan Bahasa Inggris professional untuk para lulusannya.

“Ke depan, universitas perlu membuat kebijakan standar sertifikasi integrated skills kemampuan bahasa Inggris professional dan keterampilan abad ke 21 yang harus miliki oleh calon lulusan,” tutup Prof. Hadiyanto.

Prof. Dr. Drs. Syaiful M.Pd.

5. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Drs. Syaiful M.Pd.

Prof. Dr. Drs. Syaiful M.Pd. menyampaikan Orasi Ilmiah pada peresmian jabatan Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo. Prof. Syaiful menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Matematika dan Pembelajaran Matematika.

Pria kelahiran Padang, 1 Juni 1959 ini mengatakan untuk keberhasilan pengajaran matematika, yang paling utama sekali adalah kemantapan penguasaan materi ajar, keterbiasaan dengan penalaran matematika, serta kewajaran sikap dosen terhadap matematika.

“Pengajaran di perguruan tinggi adalah merupakan penyediaan fasilitas, bimbingan dan informasi bagi mahasiswa yang akan belajar, peranan dosen terutama adalah menyediakan informasi, memotivasi mahasiswa, membantu mereka menggali dan mengembangkan minat dan potensi, serta memanfaatkannya dalam belajar mencapai sasarannya. Oleh karena itu, setiap proses pengajaran itu haruslah berorientasi ke mahasiswa bukan pada kepuasan dosen,” terang Prof. Syaiful.

Selain itu, ia mengatakan proses pengajaran itu senantiasa memerlukan penyempurnaan dan pembaharuan, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, masing-masing dosen harus selalu meningkatkan kemampuan dan wawasan, terutama wawasan dalam ilmu-ilmu yang dicakup dalam program studi dimana ia mengajar.

“Untuk mencapai semuanya ini, adalah perlu bagi setiap dosen senantiasa “bekerja matematika”, yang mungkin membaca (belajar mandiri) matematika dan bidang terkait, dan bila mungkin melakukan penelitian dalam matematika atau penerapannya dalam berbagai bidang terkai,” pungkas Prof. Syaiful.

Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si.

6. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si.

Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si. menyampaikan Orasi Ilmiah pada peresmian jabatannya sebagai Guru Besar bidang Biologi pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo. Prof. Revis Asra menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Intergrasi Kearifan Lokal dan Pemamfaatan Molekuler Untuk Pengembangan Jernang (Daemonorops spp.) sebagai Produk Unggulan Daerah.

Prof. Revis Asra mengatakan potensi jernang sebagai salah satu hasil hutan non kayu yang banyak tumbuh di Jambi, yang disyukuri dalam wujud menerapkan konsep konservasi terhadap tumbuan tersebut, menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2009, konservasi sumber daya alam merupakan pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.

“Konsep konservasi ini secara tidak langsung telah diterapkan oleh masyarakat di desa dan suku pedalaman yang bermukim baik di dalam kawasan Taman Nasional maupun di hutan-hutan Sumatera, mereka memiliki kearifan lokal tersendiri dalam melestarikan tumbuhan jernang dengan menerapkan denda adat, sehingga kelestarian jernang dapat terjaga, namun degradasi hutan yang berlangsung terus menerus merupakan ancaman bagi habitat jernang,” ujar Prof. Revis Asra.

Pemanfaatan ilmu pengetahuan yaitu biologi molekuler untuk pelestarian jernang sangat dibutuhkan, melalui analisis diveristas genetic dapat ditemukan populasi jernang unggul yang memiliki adaptasi yang tinggi, Jernang unggul ini merupakan sumber plasma nutfah untuk pengembangan jernang kedepannya, disamping itu dengan teknik molekuler ini kita dapat mendeteksi jenis kelamin (seks) jernang pada fase bibit, tidak perlu menunggu 4 – 5 tahun untuk mengetahui jenis kelamin jernang, sehingga budidaya lebih optimal.

“Sampai saat ini resin jernang masih dieksporke China, Hongkong dan Singapura. Hilirisasi produk jernang sudah dilakukan, dua produk telah berhasil dibuat yaitu sunscreen jernang dan pasta gigi jernang, kedua produk ini telah diseminarkan di Seminar Internasional di Kuala Lumpur,” tutup Perempuan kelahiran Sungai Pakning 23 Januari 1973 ini.

Prof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., M.E.

8. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., M.E.

Prof. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd., M.E. menyampaikan Orasi Ilmiah pada peresmian jabatannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan pada Program Studi Administrasi/Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo. Prof. Ali Idrus menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Membangun Komitmen Dosen Dalam Transformasi Perguruan Tinggi Unggul dan Bereputasi.

“Untuk mencapai Perguruan Tinggi yang Unggul, Universitas Jambi seyogyanya membuat perencanaan sumber daya manusia bagi peningkatan karir dosen, perencanaan tidak dapat lengkap bila tidak dimasukkan perencanaan karier setiap pegawai/ karyawan/dosen yang ada, langkah-langkah dalam perencanaan karier meliputi menetapkan kualifikasi minimum untuk suatu jabatan, menetapkan titik masuk seseorang ke dalam organisasi, menetapkan jenjang promosi dan ketentuan-ketentuannya masa jabatan, pendidikan dan latihan serta ketentuan khusus lainnya, program diklat yang dilalui untuk kenaikan pangkat dan menetapkan kedudukan tertinggi seorang karyawan/pegawai sesuai dengan kemampuannya,” ujar Prof. Ali Idrus yang dilahirkan di Lb. Nagodang Siulak, Kerinci pada 18 Nopember 1960.

Pada penyampaian orasi ilmiahnya, Prof. Ali Idrus berkesimpulan bahwa perguruan tinggi unggul sangat ditentukan oleh komitmen dan produktifitas dosen dalam Tridharma Perguruan Tinggi.

“Tingkat komitmen dosen pada Universitas mempengaruhi produktivitas dosen dalam menjalankan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Perguruan tinggi unggul sangat ditentukan oleh produktifitas dosen dalam Tridharma, kshusnya penerbitan karya ilmiah pada jurnal bereputasi, rasio jabatan dosen dan pengembangan karier para dosen di Perguruan Tinggi dan Pengembangan karier para dosen di perguruan tinggi adalah sangat penting untuk meningkatkan reputasi perguruan tinggi,” jelas Prof. Ali Idrus.

Selain itu, ia mengatakan sebagai solusi alternatif untuk menyelesaiakn permasalan karier dosen, maka diperlukan suatu pendekatan yang bersifat transformatif yaitu pendekatan yang membutuhkan keterlibatan aktif pimpinan Universitas, Fakultas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian dan unit pengelola sumberdaya manusia atau kepegawaian, disamping itu para dosen juga diharapkan selalu mempersiapkan diri untuk meniti jenjang karier mereka di masa yang akan datang.

“Harapan saya, dengan pidato ilmiah ini semoga Universitas Jambi dapat menjadi perguruan tinggi unggul dan berupatasi dengan membina dan mengembangkan karier dosen mencapai jabatan fungsional tertinggi yaitu Guru Besar atau Profesor. Di samping itu, rasio dosen bergelar doktor di perguruan tinggi semakin meningkat dan diikuti pula dengan semakin meningkatnya rasio Profesor dan dosen, dengan demikian pada gilirannya nanti dapat meningkatkan kualitas pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia, khususnya di Universitas Jambi,” tutup Prof. Ali Idrus.

Prof. Dr. Drs. Syahmardi Yacob, M.B.A.

9. Orasi Ilmiah Prof. Dr. Drs. Syahmardi Yacob, M.B.A.

Prof. Dr. Drs. Syahmardi Yacob, M.B.A. menyampaikan Orasi Ilmiah pada peresmian jabatannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo. Prof. Syahmardi Yacob menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Tranformasi Retel Digital: Suatu Strategis Keberlanjutan Bagi Peningkatan Kinerja Pemasaran Ritel Modern.

Dalam Orasi Ilmiahnya, Prof. Syahmardi Yacob mengatakan seiring dengan kemajuan inovasi teknologi yang bergerak cepat dan massif ke hampir sebagian besar sektor bisnis, termasuk sektor ritel. Perubahan tersebut tentunya harus direspon dengan baik bagi dunia industri ritel, agar dapat beradaptasi dengan perubahan inovasi teknologi yang mampu memudahkan proses bisnis ritel dengan pelanggannya.

“Walaupun dalam hampir dua tahun belakangan ini, dunia global menghadapi suatu perubahan strategi dalam mempertahan keberlanjutan perusahaannya atau bisnisnya khususnya di sektor ritel, selanjutnya tantangan yang dihadapi peritel pada tahun 2020-2021, telah mengkaji ulang strategi bisnis yang dijalankannya sebelum dunia menghadapi pandemic yang menerpa perekonomian global, Salah satu strategi yang dijadikan pembentukan ulang dalam menjalankan bisnisnya adalah mewujudkan transformasi ritel digital sebagai upaya dalam mempertahankan dan keberlanjutan bisnisritelnya,” ujar Prof. Syahmardi Yacob.

Pria kelahiran Padang pada 9 Maret 1967, mengatakan tujuan penulisan orasi ilmiah ini adalah untuk mengkaji secara akademis transformasiritel digital sebagai suatu strategi keberlanjutan dalam upaya meningkatkan kinerja pemasaran. Beberapa literatur telah digunakan untuk mengkaji topik orasii lmiah ini dengan pendekatan studi kepustakaan yang bersumber dari artikel jurnal yang dipublikasikan pada Jurnal Internasional dan Nasional yang terindeks dan didapatkan pada Scopus, Google Scholar, dan Mendeley.

“Hasil dari kajian literatur yang dilakukan menujukkan bahwa ritel digital berbeda dari ritel tradisional karena penggunaan saluran dan metode bisnis inovatif yang memfasilitasi peritel untuk mempelajari berbagai model ritel dan memahami model mana yang benar-benar berfungsi dan mana yang tidak berfungsi. Peritel digital dicirikan oleh tindakan cepat pada umpan balik atau persyaratan konsumen karena komunikasi efektif dua arah yang menciptakan konsumen yang lebih bahagia dan puas. Transformasiritel digital tidak hanya membawa tantangan tetapi juga membawa peluang bagi peritel ketingkat efektivitas operasional dan kepuasan pelanggan yang lebih besar dalam operasi ritel mereka,” terang Prof. Syahmardi Yacob.

Oleh karena itu, menurutnya ritel digital dari setiap organisasi ritel perlu didorong lebih tinggi lagi, konsekuensinya dengan mengintensifkan persaingan tidak hanya antara peritel tradisional dan digital, tetapi juga antara peritel digital. Keterampilan untuk meningkatkan kemampuan partisipasi sangat penting untuk setiap transformasi digital dalam bisnis ritel kontemporer.

Prof. Dr. H. Sukendro, M. Kes. AIFO

10. Orasi Ilmiah Prof. Dr. H. Sukendro, M. Kes. AIFO

Prof. Dr. H. Sukendro, M. Kes. AIFO menyampaikan Orasi Ilmiah pada peresmian jabatannya sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Olahragan dan Kesehatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA), Kamis (19/1/23) di Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo. Prof. Sukendro menyampaikan Orasi Ilmiah yang berjudul Standar Kebugaran jasmani Haji dan Umroh.

Pria Kelahiran Banda Aceh 14 September 1965, mengatakan calon jemaah haji sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik dirumah setiap hari secara teratur disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Sementara bagi jemaah haji yang bekerja tetap melakukan aktivitas fisik di tempat kerja seperti naik turun tangga, berjalan cepat antar ruangan, dan lain-lain. Kebugaran jasmani yang baik dapat dicapai dengan menambah aktivitas fisik dengan latihan fisik sebelum, selama dan setelah beribadah haji secara baik, benar, terukur dan teratur, jemaah haji risiko tinggi yang akan melakukan latihan fisik harus dengan pertimbangan medis yang cukup dengan prinsip aman dan memberikan manfaat yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik jamaah haji.

“Dengan mengetahui Standar Kebugaran Jasmani para calon Jemaah Haji dan Umroh akan membantu para jemaah dan pendamping Jemaah untuk dapat melaksanakan ibadah Haji dan Umroh dengan lancar dan baik, tidak terbebani dengan kondisi fisik yang kurang fit ataupun sakit. Sehingga dalam melaksanakan ibadah Haji maupun Umroh akan lebiih khusyuk dan dapat menjadi Haji yang mabrur. Dengan kebugaran jasmani para jemaah yang baik akan meningkatan produktivitas bagi jemaah pula dalam melaksanakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan jemaah untuk melengakapi rukun-rukun haji yang sudah menjadi kewajiban dalam beribadah Haji,” ujar Prof. Sukendro.

Selain itu, ia mengatakan Standarisasi Kebugaran Jasmani Jamaah Haji dan Umrah, Standarisasi penilaian dapat di uji dengan jalan kaki 15 menit dan melempar bola kasti untuk wanita dan pria berdasarkan kelompok usia, data skor yang didapatkan selanjutnya akan disusun menjadi norma penilaian berjalan 15 menit dan lempar bola kasti untuk pria dan wanita dengan langkah-langkah.

“Mencari range dengan cara menghitung selisih antara skor nilai tertinggi dan terendah, menentukan norma penilaian dalam bentuk klasifikasi kategori baik sekali (BS), baik (B), cukup (C), kurang (K) dan kurang sekali (KS), Norma atau standarisasi ini diperoleh dari melakukan beberapa kali uji coba kelompok kecil dan menghasilkan penilaian yang hampir sama disetiap uji coba maka dari itu diambillah batas tengah dan dibuat menjadi norma standarisasi jalan15 menit dan normal lempar bola kasti, berdasarkan langkah-langkah diatas didapatilah hasil norma berjalan15menit dan lempar bola kasti untuk pria dan wanita dari usia 20 tahun kebawah hingga usia 70 tahun keatas,” terangnya.

Prof. Sukendro berkesimpulan Ketika terdapat calon jemaah haji dan umroh yang memiliki jarak yang ditempuh lebih jauh ketika berjalan selama15 menit dan memiliki lemparan yang lebih jauh pula ketika melempar bola kasti sesuai usia dan jenis kelamin maka dapat dikategorikan calon jemaah haji dan umroh tersebut memiliki norma dan nilai yang BAIK SEKALI (BS ), artinya semakin jauh jarak yang ditempuh dan semakin jauh jarak lemparan yang dilontarkan maka semakin baik tingkat kebugaran jasmani orang tersebut, Skor penilaian atau norma dibuat berdasarkan usia dan jenis kelamin seseorang, sedangkan bila terdapat calon Jemaah haji dan umroh yang memiliki jarak tempuh yang dekat ketika berjalan selama 15 menit dan memiliki lemparan yang dekat pula ketika melempar bola kastisesuai usia dan jenis kelamin maka dapat dikategorikan calon Jemaah haji dan umroh KURANG SEKALI.

Editor: Husnul Khotimah

Sumber: unja.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler