Mempertanyakan Kebijakan Strategis Walikota Jambi Dalam Mengatasi Polemik Ekonomi Ditengah Pandemi

- 8 Juli 2021, 12:00 WIB
Muhammad Aziim Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Jambi.
Muhammad Aziim Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Jambi. /Istimewa/

Ayah dari tiga anak tersebut dahulunya sebagai kontraktor, bagaikan roller coaster
kehidupannya menurun drastis dengan cepat hingga beralih membuka bengkel Las yang mana tak lama kemudian bangkrut dan terpaksa mem PHK karyawannya.

Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga, kini yang tersisa dari beliau ialah menggantungkan sumber ekonomi keluarga sebagai pekerja serabutan yang penghasilannya tidak menentu, curhat beliau.

Beliau berpesan agar Pemkot Jambi sesekali turun ke bawah melihat kami kami yang terdampak pandemi ini, terutama dari segi ekonomi. "Bukan karena saya dak punya skill tapi saya kehabisan modal menutupi biaya operasional diperparah tidak adanya pemasukan.Kawan kawan saya yang sanggup bertahan saat ini tuh mereka yang dari dulu sudah kaya dan modalnya banyak," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Ibuk (Sy) yang kesehariannya berjualan bakso bakar dan keripik kuah mengaku, sudah dua kali mengisi berkas formulir pendaftaran UMKM yang disodorkan oleh Ketua RT tempat
beliau tinggal. Sampai sekarang beliau tidak mendapatkan kejelasan kabar meskipun sudah menanyakan perihal tersebut.

Harapan Ibu tersebut, semoga dapat
kejelasan dan bantuan UMKM tersebut, Ia berharap bantuan tersebut tepat sasaran kepada yang benar-benar membutuhkan.

Adalah alarm bahaya yang mesti segera diselesaikan, mengingat Kota Jambi sebagai ibu kota Provinsi yang dikenal sebagai kota perdagangan dan persinggahan.

Surut hadirkan rasa, ada ketakutan yang akut menimpa dasar sanubari penulis menimbang tabiat penguasa sebagaimana dijelaskan oleh Dr Jafar Ahmad, bahwasanya tabiat seorang penguasa pastilah akan memaksimalkan kemampuan dengan segala wewenang yang dimiliki, untuk menguasai semua sumber daya.

Perilaku itu memungkinkan kelompok penguasa menggunakan kekuasaan, dan menjadi instrumen bagi aktor penguasa, untuk mengumpulkan sumber daya sebanyak-banyaknya. Adapun dalam pembagiannya, ada yang sentralisitik, ada yang didistribusikan ke orang banyak.

Ada yang dibagi ke sebagian kecil publik. Kemudian meminjam dari pendapat Ekonom Amerika Serikat Daron Acemoglu menyatakan, ”syarat-syarat kegagalan suatu pemerintahan adalah ketika anda menggabungkan antara rezim yang busuk, elit yang eksploitatif dan institusi yang memperkaya diri sendiri maka anda akan dekat dengan kemiskinan, konflik dan kegagalan total”

Bapak Syarif Fasha sebagai aktor utama suluh cahaya Kota Jambi, seyogyanya membuat program-program kebijakan strategis yang pada muaranya memberikan solusi-solusi strategis terhadap akar permasalahan ekonomi yang membelit Kota Jambi saat ini.

Halaman:

Editor: Ahmad Roni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah