Jangan Menunggu Tua, Ini Perbedaan Kadar Pahala Beribadah di Waktu Tua dengan Rajin Beribadah dari Muda

19 Januari 2023, 12:32 WIB
Ilustrasi ibadah solat seorang anak dengan orang tua nya /Doc : Net/

(Oleh : Rizal Jupri)

Oke Jambi - "Nanti saja rajin ibadah, pas waktu tua", mungkin kalimat seperti itu kerap kita jumpai di kalangan pemuda ataupun pemudi yang tengah asyik menghabiskan waktu bersantai melalaikan ibadah.

Jika menunggu saat tua, lantas apakah sama kadar pahala beribadah di waktu tua dengan kadar rajin beribadah mulai dari muda hingga tua?

Mari coba kita renungkan sejenak hakikat ibadah yang diperintahkan kepada kita saat nyawa masih melekat di badan.

Baca Juga: 7 Sebab-Sebab Kesombongan pada Diri Manusia, Ternyata Termasuk Amal dan Ibadah Juga

Baca Juga: 10 Guru Besar Baru akan Dikukuhkan oleh Universitas Jambi Hari Ini, Cek Nama-namanya !

Seperti diketahui, ibadah adalah wujud menghamba kepada Allah dengan melakukan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, hingga kemudian Allah memberikan balasan atas usaha yang telah dilakukan oleh hamba berupa surga.

Menurut Imam Al Ghazali, ibadah adalah buah dari ilmu, faedah dari umur, hasil jerih payah hamba-hamba Allah yang kuat, barang berharga dari aulia' Allah, jalan yang ditempuh oleh orang yang bertaqwa,.

Ibadah juga imbalan bagi orang yang luhur, tujuan orang yang memiliki tujuan mulia, petanda orang yang mulia, perbuatan orang yang berani melakukan kebajikan, pilihan orang yang waspada, jalan kebahagiaan dan jalan menuju surga.

Hasil usaha seorang hamba yang rajin beribadah menunggu tua (kuantitas ibadahnya diperbanyak menunggu waktu tua) dengan seorang hamba yang rajin ibadah semenjak muda hingga tua ternyata jauh berbeda.

Hamba yang rajin beribadah sejak muda, pada saat dia sudah tua dan tubuhnya tidak sekuat, Allah janjikan pahalanya tidak berkurang seperti ibadahnya di waktu muda.

Jadi meskipun kegiatan ibadahnya nanti di waktu tua tak sebanyak waktu muda, tetapi pahala dia beribadah Allah berikan ganjarannya sama seperti dia muda.

Hal ini sebagaimana janji Allah dalam surah at-Tin:

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ (1 ) وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ 2 وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ( 3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ( 4 ) ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ ( 5 ) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ ( 6 ) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ ( 7 ) اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ ࣖ(8)

Artinya:
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, 2. demi gunung Sinai, 3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. 4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, 5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, 6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. 7. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu? 8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?

Dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan, bahwa setelah Allah bersumpah dengan berbagai nama-nama benda, Allah memberitahukan pada ayat kelima bahwa manusia setelah diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk, kemudia Allah kembalikan ke kondisi lemah yakni tua.

Baca Juga: Jumat Curhat Bersama Kapolda Jambi, Ormas Sampaikan Keresahan Masyarakat Terhadap Situasi Kamtibmas

Baca Juga: Sholat Jumat Penuh untuk Pertama Kalinya di Masjidil Haram dan Nabawi Setelah Pandemi COVID-19

Maka berkurang dalam beramal ibadah, berbeda dengan sewaktu muda, namun sekalipun demikian dijelaskan lebih lanjut pada ayat enam dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat ganjaran yang sama sebagaimana ia beramal di waktu masih muda.

Semisal di waktu muda ia mampu salat tahajjud hingga 20 rakaat secara terus menerus atau sering. Pada saat tuanya hanya mampu 4 rakaat saja, maka pahalanya sama dengan 20 rakaat saat dia muda.

Beda halnya bagi orang yang rajin beribadah saat dia tua saja. Maka pahalanya diganjar sesuai kadar ibadahnya saat itu saja.

Semisal lagi, sewaktu muda mampu membaca al-Qur'an khatam 3x dalam sebulan, sedangkan di waktu tua hanya bisa 1x khatam setengah tahun maka pahala membaca Al-Qur'an di masa tua sama dengan saat dia muda.

Jadi kesimpulannya sangat merugi sekali jika rajin beribadah menunggu tua saja, karena kita tidak tahu ajal kita sampai mana, dan betapa masa muda sia-sia berlalu begitu saja tanpa tabungan amal ibadah yang banyak. Wallahu a'lam bish-showaab.***

Editor: Maskun Sopwan

Tags

Terkini

Terpopuler