Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasua serta Waktu Melaksanakannya

- 6 Agustus 2022, 21:05 WIB
Niat Puasa Asyura dan puasa Tasua serta Waktu Melaksanakannya
Niat Puasa Asyura dan puasa Tasua serta Waktu Melaksanakannya /Ilustrasi Puasa/ Pixabay /Pixabay

Oke Jambi - Bulan Muharram terdapat puasa sunah yang amat sangat disarankan untuk dilaksanakan.

Sejumlah puasa sunah di bulan Muharram yang dapat dikerjakan di antaranya puasa Senin dan Kamis, puasa Ayyamul Bidh tepatnya pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.

Selain itu, puasa Tasua, puasa Asyura, dan puasa sehari setelahnya tepatnya pada tanggal 11 Muharram.

Namun pada kesempatan ini, penulis akan mengkhususkan untuk mebahas tentang puasa Asyura dan puasa Tasua.

Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi Humas, Universitas Muhammadiyah Jambi Ikuti Workshop Pengembangan Humas PTMA Batch II

Pengertian puasa Asyura dan puasa Tasua?

Kata Asyura berasal dari bahasa arab kuno "عَاشُورَاء". Menurut Imam al-Qurtuby, Asyura adalah bentuk perubahan kata dari al-Asyir (العَاشِرَة) sebagai ungkapan sifat yang mulia dan penuh keagungan dari malam ke-10 bulan Muharram.

Sedangkan kata Tasua (تَاسُوعَاء) diqiyaskan kepada kata "Asyura" demikian pendapat Fayumi dalam Kitab Al-Mishbah.

Sehingga puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 muharam, dan Puasa Tasua adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 muharam.

Kenapa pembahasan yang pertama adalah puasa Asyura baru puasa Tasua, padahal pengerjaannya tentu puasa Tasua dulu baru puasa Asyura?

Baca Juga: Polisi Dalami Kasus Bocah Perempuan Ditemukan Dalam Septic Tank

Hal itu dikarenakan puasa Asyura yang pertama kali disunnahkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. saat beliau baru hijrah ke Madinah dan menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.

Sebagaimana riwayat Sahabat Nabi yang bernama Ibnu Abbas. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa pada tanggal tersebut, mereka menjawab:

هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No:1910)

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa hari Asyura merupakan hari yang diagungkan karena sejarah peristiwa yang tercatat pada hari tersebut. Sehingga kita dituntun oleh Nabi menyambut hari itu dengan berpuasa.

Baca Juga: Mengenang Kisah Pejuang Perang Kemerdekaan Muara Tebo - Batanghari , Jambi

Selain sejarah Allah menyelamatkan Nabi Musa'alaihissalam. beserta umatnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya, masih banyak persitiwa penting lainnya, antara lain:

1. Nabi Adam as bertobat kepada Allah dan tobatnya diterima oleh-Nya.
2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh 'alaihissalam di bukit Zuhdi dengan selamat.
3. Selamatnya Nabi Ibrahim 'alaihissalam dari kobaran api yang dibuat oleh Namrud.
4. Nabi Yusuf 'alaihissalam dibebaskan dari penjara
5. Nabi Yunus 'alaihissalam keluar dari perut ikan hiu.
6. Nabi Ayyub 'alaihissalam sembuh dari penyakitnya.

Kemudian, saat Nabi dan para sahabatnya sedang berpuasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani, maka Nabi bersabda dalam riwayat Ibnu Abbas :

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه مسلم وأبو داود)

“Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”,kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah SAW wafat”. (H.R. Muslim, No:1916, Abu Daud, No:2089).

Hal ini dilakukan Nabi, agar tidak menyerupai kebiasaan orang Yahudi dan Nasrani. Dengan demikian, kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam yang kemudian harinya disebut hari Tasua dan hari Asyura dan puasanya disebut puasa (hari) Tasu'a dan puasa (hari) Asyura

Keutamaan :

Terdapat keutamaan dalam puasa asyura sebagaimana sabda Nabi saw:

سُئِلَ عَنْ صِياَمِ يَوْمِ عَاشُوْرآءَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim, No:1977)

Dalam hadits yang lain, Nabi bersabda:

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

“Sesungguhnya shalat yang terbaik setelah shalat fardhu adalah shalat tengah malam dan sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yang kamu menyebutnya bulan Muharram." (HR. Nasa’i, No:1614)

Untuk tahun ini puasa Tasua pada 9 muharam dan puasa Asyura 10 Muharam, jatuh pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2022.

Adapun caranya adalah dengan menjalankan rukun-rukun puasa. Rukun puasa hanya ada dua. Yang pertama memasang niat di dalam hati (sunnah melafazkan di mulut, tetapi wajib mengucapkan di dalam hati) pada malam hari Tasu'a atau Asyura.

Namun jika lupa malamnya memasang niat, maka bagi puasa sunnah boleh memasang niat di pagi hari hingga sebelum zawal (masuk waktu zuhur) dengan syarat sejak terbit fajar siddiq (waktu subuh) tidak melakukan hal yang membatalkan puasa.

Niat puasa Tasua :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ سُنَّةِ التَّاسُوْعَاءْ للهِ تَعَالٰى

"Aku berpuasa sunnah Tasu'a esok hari karena Allah ta'ala"

Niat puasa Asyura :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ سُنَّةِ الْعَاشُوْرَاءِ للهِ تَعَالٰى

"Aku berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah ta'ala"

Yang kedua adalah meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar siddiq (waktu subuh) hingga terbenam matahari.

Hal yang membatalkan puasa adalah :

1. Masuknya sesuatu ke lubang tubuh yang terbuka dengan sengaja yakni mulut, hidung, qubul (kemaluan), dan dubur atau luka yang menyebabkan terbukanya rongga tubuh.
2. Muntah dengan sengaja
3. Melakukan hubungan seksual
4. Keluarnya mani, kecuali keluar karena mimpi basah (ihtilam)
5. Mengalami haid atau nifas
6. Hilang akal seperti gila, ayan atau mabuk

Syarat sah atau syarat agar dibolehkan berpuasa yaitu:

1. Islam
2. Mumayyiz, yaitu anak yang telah mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk
3. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan

Demikianlah penjelasan tentang puasa hari Asyura dan Tasua. Semoga bermanfaat bagi sahabat semua. Wallahu a'lam bisshowab.***

Editor: Maskun Sopwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x