Network
OKEJAMBI.COM – Kembali pada awal 2010-an, Cina dianggap sebagai pasar yang belum dimanfaatkan untuk industri K-pop. Sejumlah besar penyanyi meraup keuntungan yang mengejutkan berkat basis penggemar mereka di sana, dengan jagoan seperti EXO yang pada awalnya terdiri dari empat anggota China memainkan konsernya di beberapa kota dan muncul di program TV populer bersama dengan selebriti lokal terkemuka. Bahkan bintang K-pop pemula dapat dengan mudah terjun ke pasar.
Semua ini merupakan bagian dari cerita yang berlalu sangat cepat mulai tahun 2016. Seoul mengerahkan sistem baterai pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) AS di wilayahnya meskipun ada keberatan dari Beijing.
Baca Juga: Album ‘Lalisa’ Tersandung Aturan Pembatasan Pemasaran dari YG Entertainment
Sejak itu, penyanyi Korea praktis dilarang tampil di sana dan label K-pop besar kehilangan salah satu pasar paling menguntungkan mereka yang menyumbang hingga 20 persen dari total penjualan pada 2016. Hal tersebut diungkap oleh pihak perusahaan Kiwoom Securities.
Baru-baru ini, perusahaan-perusahaan ini menghadapi tantangan lain yaitu otoritas China memperkuat peraturan di sektor hiburan yang menjadikan bintang K-pop adalah salah satu targetnya.
Baca Juga: Mendapat Sambutan Hangat Ketika Debut Untuk Arsenal, Aaron Ramsdale: Saya Tidak Mengharapkan Itu
Beberapa mengklaim bahwa brouhaha terbaru yang melibatkan selebriti telah mendorong Partai Komunis China (PKC) untuk menghalalkan industri hiburannya. Bulan lalu, Kris Wu, mantan anggota EXO keturunan China-Kanada, ditangkap di China atas berbagai tuduhan memperkosa gadis di bawah umur.
Pada bulan Mei 2021, beberapa penggemar China mendapat kecaman karena membuang 270.000 botol susu setelah menggunakan kode QR pada botol untuk memilih pesaing favorit mereka dalam program audisi. Beberapa bintang lokal juga tertangkap menghindari pajak.
Baca Juga: Kumpulkan Dana untuk Bangun Rumah Yatim Fakir, Kampung Deah Glumpang – Aceh Kini Menjadi Sorotan
