OKEJAMBI.COM – Lanjutan dari part 1, syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ karya Jalaluddin Rakhmat masih berlanjut tentang pertanyaan – pertanyaan tentang penggambaran wajah Husein bin Ali. Karya tersebut masih bersumber dari kitab Risalah Asyura terbitan tahun 1999.
Di sini penulis menyajikan cerita lebih pada percakapan antara Husein dan para pengikutnya dalam perang. Berikut adalah lanjutan syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ karya Jalaluddin Rakhmat part 2.
Baca Juga: Kehilangan Kepercayaan Parlemen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri
Mampukah aku melukiskan wajah Husein
Ketika dengan mata berlinang berdo’a bagi keduanya
Yang satu gugur dalam kemudiannya
Tampan, tegap, segar, dan bercahaya
Ia harus memberikan izin kepadanya untuk menjemput
Maut
Ia menadahkan tangan ke langit:
“Saksikan ya Allah, untuk menghadap kaum itu
Telah datang anak yang menyerupai Rasulullah
Dalam rupa, akhlak, dan pembicaraan
Kalau kami rindukan Rasul-Mu, kami pandang wajahnya.”
Dapatkah kamu bayangkan wajah Husein
Ketika Ali Akbar menggemparkan ribuan lawanya
Seperti Haidar ketika menaklukkan Khaibar
Ia berhasil membunuh 120 penunggang kuda
Dalam nafas yang tersengal dan kehausan yang mencekik
Ia datang keharibaan ayahnya:
“Ya Abah, haus telah mencekikku, besi telah menghimpitku
Adakah sedikit air untuk mengembalikan kekuatanku?”
Bayangkan wajah Husein yang sedih
Ketika puteranya menjulurkan lidahnya yang perih
Ia berikan cincinnya untuk dikecup mulutnya dan berkata
Lirih:
“Wa Ghautsah, kamu akan segera menemui kakekmu
Yang akan memberikan minuman kepadamu
Kamu tidak baka haus lagi selamanya.”
Bayangkan wajah Husein yang pilu
Ketika orang yang durjana memecahkan kepala Ali
Ali bergantung kepada kudanya
Berharap akan dibawa menemui ayahnya
Kuda itu malah membawa ke tengah – tengah musuh
Yang mencencang tubuh belia itu sampai jatuh
Ia tersungkur dengan jeritan terakhir yang menyayat hati:
“Alaika minni al-salam Aba Abdillah!
Di sini kakekku Rasulullah telah memberikan minuman
Aku tidak akan haus lagi selama – lamanya.”
Bayangkan wajah Husein yang duka
Ketika Abbas saudaranya pemegang bendera
Meminta izin untuk mengambil ke sungai Furat
Walau harus melintas barisan lawan yang padat
Di dalam kemah anak – anak dan perempuan menjerit kehausan
Ia melepaskan Abbas dengan berat
Dan mendengarnya berbicara di pasukan Ibnu Sa’di:
“Di sini Husein anak puteri Rasulullah, kamu telah
Bunuh para sahabatnya, Ahli baitnya,
Semua keluarganya kehausan
Berikan seteguk air, karena kehausan telah membakar ulu hati mereka.***