Syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ Karya Jalaluddin Rakhmat Part 2, Sosok Pembunuh 120 Penunggang Kuda

- 17 Agustus 2021, 19:03 WIB
Ilustrassi kuda. Syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ Karya Jalaluddin Rakhmat.
Ilustrassi kuda. Syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ Karya Jalaluddin Rakhmat. /Pixabay/

OKEJAMBI.COM – Lanjutan dari part 1, syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ karya Jalaluddin Rakhmat masih berlanjut tentang pertanyaan – pertanyaan tentang penggambaran wajah Husein bin Ali. Karya tersebut masih bersumber dari kitab Risalah Asyura terbitan tahun 1999.

Di sini penulis menyajikan cerita lebih pada percakapan antara Husein dan para pengikutnya dalam perang. Berikut adalah lanjutan syair ‘Karbala Berduka Karbala Beraksi’ karya Jalaluddin Rakhmat part 2.

Baca Juga: Kehilangan Kepercayaan Parlemen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri

Baca Juga: Warga Tuban Akui Nama Negara Indonesia Berhubungan dengan Para Tokoh Walisongo, Benarkah Sebuah Kebetulan?

 

Mampukah aku melukiskan wajah Husein

Ketika dengan mata berlinang berdo’a bagi keduanya

Yang satu gugur dalam kemudiannya

Tampan, tegap, segar, dan bercahaya

 

Ia harus memberikan  izin kepadanya untuk menjemput

Maut

Ia menadahkan tangan ke langit:

“Saksikan ya Allah, untuk menghadap kaum itu

Telah datang anak yang menyerupai Rasulullah

Dalam rupa, akhlak, dan pembicaraan

Kalau kami rindukan Rasul-Mu, kami pandang wajahnya.”

Dapatkah kamu bayangkan wajah Husein

Ketika Ali Akbar menggemparkan ribuan lawanya

Seperti Haidar ketika menaklukkan Khaibar

Ia berhasil membunuh 120 penunggang kuda

 

Dalam nafas yang tersengal dan kehausan yang mencekik

Ia datang keharibaan ayahnya:

“Ya Abah, haus telah mencekikku, besi telah menghimpitku

Adakah sedikit air untuk mengembalikan kekuatanku?”

 

Bayangkan wajah Husein yang sedih

Ketika puteranya menjulurkan lidahnya yang perih

 

Ia berikan cincinnya untuk dikecup mulutnya dan berkata

Lirih:

“Wa Ghautsah, kamu akan segera menemui kakekmu

Yang akan memberikan minuman kepadamu

Kamu tidak baka haus lagi selamanya.”

Bayangkan wajah Husein yang pilu

Ketika orang yang durjana memecahkan kepala Ali

Ali bergantung kepada kudanya

Berharap akan dibawa menemui ayahnya

Kuda itu malah membawa ke tengah – tengah musuh

Yang mencencang tubuh belia itu sampai jatuh

 

Ia tersungkur dengan jeritan terakhir yang menyayat hati:

“Alaika minni al-salam Aba Abdillah!

Di sini kakekku Rasulullah telah memberikan minuman

Aku tidak akan haus lagi selama – lamanya.”

 

Bayangkan wajah Husein yang duka

Ketika Abbas saudaranya pemegang bendera

Meminta izin untuk mengambil ke sungai Furat

Walau harus melintas barisan lawan yang padat

Di dalam kemah anak – anak dan perempuan menjerit kehausan

 

Ia melepaskan Abbas dengan berat

Dan mendengarnya berbicara di pasukan Ibnu Sa’di:

“Di sini Husein anak puteri Rasulullah, kamu telah

Bunuh para sahabatnya, Ahli baitnya,

Semua keluarganya kehausan

Berikan seteguk air, karena kehausan telah membakar ulu hati mereka.***

 

Editor: Ahmad Roni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah