Emancipate Indonesia Ajak Masyarakat untuk Memilih Pemimpin yang Peduli terhadap Perokok Pasif

- 17 Maret 2023, 11:47 WIB
Suasana diskusi yang membahas tentang perokok pasif di aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis, 16 Maret 2023.
Suasana diskusi yang membahas tentang perokok pasif di aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis, 16 Maret 2023. /ANTARA/Sugiharto Purnama/

Oke Jambi - Organisasi nirlaba Emancipate Indonesia mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang berkomitmen menjaga kesehatan masyarakat, khususnya para perokok pasif yang berani menjunjung tinggi peraturan tentang hak untuk menghirup udara segar bebas asap rokok. CEO Emancipate Indonesia, Margianta mengatakan, masyarakat sipil memiliki daya tarik untuk meyakinkan politisi yang ingin maju dalam pesta demokrasi, baik legislatif maupun eksekutif.

“Jangan memilih karakter sosok yang tidak peduli dan semakin mengecewakan kita,” ujarnya saat diskusi tentang perokok pasif yang diadakan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada Kamis, 16 Mret 2023.

Margianta mengatakan, masyarakat harus bisa memetakan calon politik yang akan mencalonkan diri pada pemilihan umum tahun depan, agar ketika terpilih bisa menaruh harapan yang tinggi pada regulasi kesehatan yang lebih baik.

Baca Juga: Mudah Sekali! Lakukan Hal Ini untuk Mengetahui Penyakit Glaukoma pada Mata

Menurutnya, politisi Indonesia dapat mempelajari gaya kepemimpinan politisi Thailand. Setelah terpilih untuk suatu posisi, kebijakan yang tidak selesai pada periode sebelumnya akan diajukan kembali dan dilanjutkan.

“Sebagai anak muda, kita harus bisa hidup bermakna dan mengatasi risiko itu. Risiko itu ada, tapi bukan berarti kita ragu untuk membuka jalan memasukkan agenda kita,” ujar Margianta.

"Mau tidak mau, ini harus saling menguntungkan, pastikan juga menguntungkan untuk elit," lanjutnya.

Status perokok pasif, menurut Margianta, saat ini masih menjadi dilema di Indonesia. Hal ini tercermin dalam Survei Tembakau Dewasa Global (GATS) pada tahun 2011 dan lagi pada tahun 2021 dengan 9.156 responden.

Ini menunjukkan prevalensi perokok pasif yang didokumentasikan pada 120 juta orang.

Sebelumnya, data dari Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia (PERKI) menyebutkan bahwa 40 juta anak menjadi korban perokok pasif pada tahun 2018.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Yayasan Lentera Anak yang dilakukan bersama UNICEF U-Report tahun 2022, bahwa 97 persen orang yang terpapar asap rokok juga dikenal sebagai perokok pasif.

Baca Juga: Bahan Alami yang Bisa Dijadikan Masker Perawatan Wajah

Meskipun sadar menjadi perokok pasif, lanjutnya, mayoritas responden mencapai 84,7 persen tidak secara langsung memperingatkan perokok untuk berhenti merokok di dekat mereka. Perokok pasif hanya merespon dengan menutup hidung, menjauhi asap rokok dan perokok, bahkan berdiam diri walaupun mereka tahu bahwa asap rokok berbahaya.

“Kami percaya dorongan masyarakat yang kuat perlahan tapi pasti dapat mengubah perilaku, norma dan budaya menjadi lebih sehat dan untuk orang banyak,” kata Lisda Sundari, Ketua Yayasan Lentera Anak.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI), Julius Hebrew, berharap negara melindungi masyarakat, mengingat masyarakat berhak untuk menghirup udara segar.

Menurutnya, Indonesia kini perlu berupaya meningkatkan standar terkait kawasan merokok, termasuk menegakkan peraturan agar perokok tidak merasa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk merokok.***

 

Editor: Hajrin Febrianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x