Gunung Ikmah AlUla, Jazirah Arab, Menjadi Tempat Wisata yang Memiliki 8 Bahasa Kuno

22 Oktober 2021, 15:52 WIB
Gunung Ikmah /arabnews.com

OKEJAMBI.COM - Ini adalah gunung Ikmah, atau open library yang dijuluki oleh penduduk setempat AlUla. AlUla menjadi sorotan pada rute perdagangan yang dilalui banyak orang melalui Jazirah Arab. 

Wisatawan berhenti di gunung itu untuk mendokumentasikan cerita mereka. beberapa dari mereka juga mengukir nama mereka sebagai tanda pernah datang.

Baca Juga: Nazeeh Al-Othmani: Program Perncarian Bakat Nasional di Mawhiba Adalah Contoh Global yang Unik

“Kami menyebut Ikmah sebagai open library. Jika Anda ingin tahu mengapa diberi nama ini, lihatlah selama beberapa detik dan Anda akan melihat prasasti di seluruh gunung,” kata Amal Aljahani, seorang ahli pendongeng Rawi (22 Oktober 2021).

Ikmah memiliki lebih dari 500 prasasti dari peradaban Dadan dan Lihyan. Teks-teks paling awal dari gunung telah dipelajari dan diterjemahkan oleh para sejarawan dan arkeolog dan berasal dari abad ke-9 dan ke-10 SM.

Baca Juga: Mawhiba, Arab Saudi, Jadikan Pemuda Berbakat Sebagai Investasi Pengembangan Pemimpin Masa Depan

Bahasa-bahasa di gunung ini meliputi bahasa Aram, Thamudic, Dadanitic, Minaen, Nabatean, Yunani, Latin, dan Arab. Ini daerah penting bagi sejarawan, pakar linguistik Arab, dan arkeolog. Gunung ini menawarkan pandangan mereka untuk berputar kembali ke era pra-Arab.

Turis dari Kerajaan dan pengunjung internasional berkumpul selama berjam-jam untuk duduk di depan puncak yang tinggi dan mengamati teknik halus dari bahasa kuno yang berubah menjadi huruf Arab modern yang kita kenal sekarang. Beberapa prasasti ditulis oleh ahli-ahli Taurat profesional di kawasan itu sementara yang lain hanya sketsa oleh para pelancong dan penduduk setempat yang lewat bertahun-tahun yang lalu.

Baca Juga: Inggris Menunggu Izin FIFA Untuk Mengalihkan Kesetiaan Ke Sierra Leone

Banyak dari pesan-pesan ini berbeda maknanya, beberapa prasasti yang masih ada adalah nama-nama yang ditulis dalam teks Arab kuno, tetapi banyak yang melibatkan kisah-kisah tentang peristiwa yang sedang berlangsung dari masyarakat setempat. Prasasti-prasasti ini menggambarkan raja-raja yang memerintah negeri itu, kepercayaan agama masyarakat, dan terkadang catatan untuk pengunjung lain.***

Editor: Anisa Nabilah Hidayati

Tags

Terkini

Terpopuler