Thalasemia Penyakit yang Diturunkan: Hindari dengan Deteksi Sedini Mungkin

- 8 Juni 2023, 08:00 WIB
Thalasemia Penyakit yang Diturunkan: Hindari dengan Deteksi Sedini Mungkin
Thalasemia Penyakit yang Diturunkan: Hindari dengan Deteksi Sedini Mungkin /Foto: Pixabay/6689062/

3. Thalasemia Mayor: Thalasemia mayor, yang juga dikenal sebagai Cooley Anemia, terjadi ketika kedua orangtua adalah pembawa sifat thalasemia. Pada saat lahir, anak-anak dengan thalasemia mayor mungkin tampak normal, tetapi mereka akan mengalami kekurangan darah pada usia 3-18 bulan. Penderita thalasemia mayor akan memerlukan transfusi darah secara berkala sepanjang hidupnya dan dapat meningkatkan harapan hidup hingga 10-20 tahun. Jika tidak dirawat, penderita thalasemia mayor biasanya hanya bertahan hidup sampai usia 5-6 tahun (Potts & Mandleco, 2007).

Gejala Thalasemia

Penderita thalasemia dapat mengalami berbagai gejala, termasuk anemia yang ditandai dengan mudah lelah dan lemas. Namun, pada penderita thalasemia minor, gejala anemia tidak selalu terjadi. Sementara itu, thalasemia mayor umumnya menunjukkan gejala yang lebih parah, seperti kelemahan tubuh, kuning pada kulit (jaundice), urin yang gelap, cepat lelah, peningkatan detak jantung, bentuk tulang wajah yang tidak normal, pertumbuhan terhambat, dan pembengkakan hati dan limpa.

Diagnosis Thalasemia

Untuk mendiagnosis thalasemia, perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kelainan pada sel darah merah dan genetik yang menjadi penyebab thalasemia. Gejala yang muncul juga dapat menjadi petunjuk awal untuk mendiagnosis penyakit ini.

Pengobatan Thalasemia

Pengobatan thalasemia bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan meliputi:

1. Transfusi Darah: Penderita thalasemia sedang atau berat sering membutuhkan transfusi darah untuk menjaga tingkat hemoglobin yang stabil dalam tubuh mereka.

2. Terapi Khelasi Besi: Transfusi darah berulang dapat menyebabkan penumpukan zat besi dalam tubuh, sehingga diperlukan terapi khelasi besi untuk mencegah kerusakan organ. Terdapat dua jenis obat yang umum digunakan, yaitu deferoxamine (diberikan melalui injeksi di bawah kulit) dan deferasirox (pil yang diminum sehari sekali). Meski efektif, obat-obatan ini juga dapat memiliki efek samping tertentu (National Hearth Lung and Blood Institute, 2008).

3. Suplemen Asam Folat: Asam folat, atau vitamin B, dapat membantu pembentukan sel darah merah yang sehat. Suplemen ini bisa diminum bersamaan dengan transfusi darah atau terapi khelasi besi.

4. Transplantasi Sumsum Tulang Belakang (BMT): BMT bisa menjadi pilihan untuk beberapa penderita thalasemia mayor yang memenuhi kriteria tertentu. Proses ini melibatkan penggantian sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat dari pendonor yang cocok.

5. Pendonoran Darah Tali Pusat (Cord Blood): Darah yang terdapat di dalam tali pusat dan plasenta juga dapat digunakan sebagai sumber sel induk yang digunakan dalam transplantasi sumsum tulang belakang.

Halaman:

Editor: Husnul Khotimah

Sumber: dinkes.ntbprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x