Ketiga, menampakkan kesombongan pada lisannya hingga menyebabkan dia membanggakan diri dan memuji dirinya seperti perkataan ahli ibadah itu kepada orang lain: Siapa dia dan apa amalnya dan dari mana ruhudnya.
Ia berkata: “Aku tidak makan sejak hari sekian sampai hari sekian, dan aku tidak tidur diwaktu malam.”
Orang alim berkata: “Aku menguasai berbagai macam ilmu dan mengetahui hakikat-hakikat. Aku pernah berguru kepada si fulan dan si fulan. Apa kelebihanmu, siapa gurumu, dan apa hadis yang pernah engkau dengar.***