Network
OKEJAMBI.COM – Perihal kesombongan dalam diri manusia tentu ada sejak lahir. Pasalnya sifat tersebut justru akan menjadi tantangan tersendiri meski sudah bersifat lahiriah.
Yang terpenting adalah bagaimana cara menghindari perbuatan tersebut meski apa yang telah dilakukan merupakan suatu kebaikan. Termasuk sebagai salah seorang ahli ibadah atau ulama ternama, sangat menghindari kesombongan terbesit dalam diri di balik kearifan amal yang telah dilakukannya.
Baca Juga: Daftar Sekarang! Hanya 7-13 September 2021 Open Rekrutmen Bina BNI, Termasuk Tuban
Dalam kitab Maroqil ‘Ubudiyah karya Muhammad Nawawi Al-Jawi telah menjadi bagian penting bagi manusia perihal sifat-sifat makhluk Allah. Para ahli ibadah dan ulama telah memiiki 3 macam tingkatan dalam menghadapi kesombongan diri sebagai bencana yang besar.
Pertama, kesombongan itu menetap dalam hatinya. Ia menanggap dirinya lebih baik daripada orang lain, hanya saja ia berijtihad dan bersikap tawadhu’ serta melakukan perbuatan seperti yang dilakukan orang lain, sehingga menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain. Ini telah mengukuhkan dalam hatinya pohon kesombongan, tetapi ia telah memotong seluruh rantingnya.
Baca Juga: Ciri Orang Hasad Ada 4 Tingkatan, Mereka Tidak Ingin Orang Lain Mendapatkan Kenikmatan
Kedua, ia tampakkan hal itu pada perbuatan-perbuatannya dengan mengangkat dirinya di majelis-majelis dan mendahului teman-teman sebaya serta menampakkan pengingkaran terhadap siapa yang kurang memenuhi haknya.
Sekurang-kurangnya hal itu terjadi pada orang alim yang memalingkan mukanya dari orang-orang seakan-akan ia menjauhi mereka. Sedangkan para ahli ibadah selalu bermuka masam seakan-akan ia membersihkan diri dari orang-orang an menganggap jijik mereka atau marah kepada mereka.
Baca Juga: Pecat Karyawan Muslimah Gegara Hijab, Perusahaan Chipotle Mexican Grill Banjir Hujatan Netizen
