OKEJAMBI.COM – Banyak yang belum memahami bahwa setiap cerita risalah nabi dalam Al-Qur’an sebenarnya terdapat refleksi kejadian yang sama dengan kehidupan manusia dari zaman kezaman. Sehingga hal ini membuat seluruh peristiwa kehidupan saat ini terlihat tidak jauh berbeda dengan sejarah – sejarah masa lalu yang sering didengar oleh masyarakat.
Termasuk pada cerita Nabi Musa jelas telah banyak terekam dalam memri semua orang. Salah satu kejadian yang tidak jarang terjadi saat ini adalah keingin tahuan manusia terhadap Tuhannya.
Dalam kitab Qishashul Anbiya karya Alma’arif mengungkapkan peristiwa yang dialami Nabi Musa bersama ummatnya. Ummat Nabi Musa bersifat keras kepala, hatinya telah tertutup oleh kekufuran yang ditanamkan oleh Fir’aun selama ini.
Baca Juga: Ini Dia Pertanda saat Membangun Rumah Dibulan Muharram dan Bulan Lainnya
Sifat kekufuran tidak mudah dihilangkan begitu saja dari hati mereka. Apa yang diperintahkannya mereka banyak yang malas mengerjakannya, hal yang dilarang itulah yang menjadi kesukaannya.
Jika diseru untuk beriman kepada Allah, mereka mengatakan: “Hai Musa! Perlihatkanlah kepada kami bagaimana rupanya Tuhan itu dan bilamana kami telah melihatnya barulah kami beriman kepada-Nya.”
Baca Juga: Keutamaan Surat Al-An’am, Ternyata Bisa untuk Menghindari Musibah
Orang-orang yang ingin melihat Tuhan dibawa oleh Nabi Musa ke suatu tempat dan engatakan supaya melihat dari sebuah gunung. Mereka mengikuti perkataannya karena ingin melihat Tuhan. Namun apa yang terjadi?