OKEJAMBI.COM – Muhammad Nawawi Al-Jawi dalam bukunya Maroqil ‘Ubudiyah menjelaskan tentang maca-macam perbuatan riya’. Telah diuraikan bahwa perbuatan riya’ yang dimiliki manusia ada 5 macam.
Pertama, riya’ dalam agama dengan menonjolkan badan seperti menampakkan kurus dan pucat serta membiarkan rambut acak-acakan. Dengan penampilannya ia ingin menunjukkan sedikit makan dan dengan pucat ia ingin menunjukkan kurang tidur diwaktu malam dan sangat sedih atas agama. Dengan rambut acak-acakan, ia ingin menunjukkan dirinya sangat memikirkan agama dan tidak sempat menyisir rambut.
Kedua, riya’ dengan penampilan dan pakaian seperti menundukkan kepala di waktu berjalan, bersikap tenang dalam gerak serta membairkan bekas sujud pada mukanya, mengenakan baju kasar, tidak membersihkan baju dan membiarkannya robek serta memakai baju bertambal.
Ketiga, riya’ dengan perkataan, seperti mengucapkan kata berhikmah dan menggerakkan kedua bibir dengan berdzikir dan di hadapan orang-orang. Amar ma’ruf nahi munkar di hadapan orang-orang, menampakkan amarah atas perbuata munkar, menampakkan penyesalan karena orang lain berbuat maksiat, melemahkan suara diwaktu berbicara dan melunakkan suara ketika membaca Al-Qur’an untuk menunjukkan rasa takut dan sedih.
Baca Juga: Sampaikan Klarifikasi Pasca Video Viral saat Sedang Fitnes, Ahlam Mohammad Tetap Sabar
Keempat, riya’ dengan amal seperti riya’nya orang shalat, lama diwaktu berdiri, sujud dan rukuk, tidak menoleh, meluruskan kedua telapak kaki dan kedua tangannya. Begitu pula diwaktu puasa atau haji dan diwaktu mengeluarkan sedekah dan memberikan makanan.
Kelima, bersikap riya’ kepada teman-teman, para tamu dan orang-orang yang bergaul seperti orang yang berusaha mendatangkan orang alim atau abid atau raja atau pejabat supaya dikatakan bahwa mereka mengambil berkah darinya akrena kedudukannya yang besar dalam agama dan seperti orang yang banyak menyebut guru-guru supaya dilihat bahwa ia mempunyai banyak guru-gurunya. Adapun kesombongan dan membanggakan diri maka ia adalah penyakit kronis yang telah menyulitkan para dokter.***