Sejatinya sebagai pemimpin memang bukan tanggung jawab yang mudah untuk dijalankan. Terlepas dari apa yang menjadi tuntutannya dari rakyat, namun amanah tersebut sejalan dengan pertanggungjawaban seseorang ketika di akhirat kelak.
Logikanya, jika kepedulian Umar terhadap hewan sangatlah besar, bagaimana dengan tindakannya terhadap rakyatnya. Mengejutkannya hal itu justru menyertai ketakutannya terhadap kehidupan akhirat yang akan mengungkit perbuatannya selama menjadi khalifah.
“Sampai seperti itu, jika ada hewan tunggangan jatuh di irat, kenapa tidak diperbaiki jalannya untuk hewan tunggangan itu wahai Umar. Jika hewan saja dipikirkan, bagaimana manusia,” tegasnya.***